Tyler Robinson, seorang mahasiswa teknik berusia 22 tahun, telah menjadi tersangka dalam penembakan aktivis konservatif Charlie Kirk di Utah. Perubahan statusnya ini sangat mengejutkan banyak pihak karena sebelumnya Robinson dikenal sebagai sosok yang pendiam dan berprestasi. Setelah lebih dari 30 jam buron, Robinson ditangkap setelah keluarganya melaporkan keberadaannya kepada polisi, menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan publik.
Sebelum kasus penembakan ini, Robinson dikenal sebagai siswa yang baik, sopan, dan rajin oleh tetangga, guru, serta anggota keluarganya. Namun, kontras dengan profil lamanya, Robinson kini harus menghadapi tuduhan serius yang mengguncang publik. Pernyataan neneknya, Debbie Robinson, serta kesaksian teman keluarga dan tetangga menggambarkan Robinson sebagai sosok yang berbeda dari tersangka dalam kasus penembakan politik ini.
Robinson dikenal sebagai siswa berprestasi yang lulus dengan nilai sempurna dan aktif di kelas tingkat lanjut, bahkan mendapatkan beasiswa penuh dari Utah State University. Namun, Robinson hanya menempuh kuliah selama satu semester sebelum mengambil cuti. Gubernur Utah, Spencer Cox, mengungkapkan bahwa Robinson sempat membicarakan acara Charlie Kirk di tengah keluarganya, meskipun tidak pernah menampilkan minat politik atau religius sebelumnya.
Penangkapan Robinson terjadi setelah FBI merilis foto buronan dan ayahnya mengenalinya. Robinson awalnya enggan menyerah, bahkan menyatakan lebih memilih mengakhiri hidupnya. Namun, setelah dibujuk oleh seorang pendeta, Robinson setuju untuk menyerahkan diri. Reaksi keterkejutan dari warga St. George atas penangkapannya menjadi sorotan utama dalam kasus ini, menunjukkan sisi lain dari sosok yang sebelumnya dikenal sebagai mahasiswa yang baik dan pendiam.
