Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Kediri memberikan penjelasan resmi terkait insiden pelecehan seksual antara warga binaan yang terjadi dalam lapas. Kepala Lapas, Solichin, menguraikan kronologi kejadian pada Rabu pagi (27/8/2025) dan langkah-langkah yang telah diambil untuk memastikan keamanan di dalam lapas. Insiden dimulai ketika seorang WBP melapor sakit perut dan dilarikan ke klinik lapas untuk pemeriksaan. Pengadilan juga terlibat mengingat status WBP tersebut masih sebagai tahanan titipan. Langkah tegas diambil terhadap warga binaan yang diduga sebagai pelaku pemaksaan dengan pemisahan dari blok hunian dan penempatan di strap cell.
Pelaku tersebut akhirnya disidang di hadapan Tim Pengamat Pemasyarakatan dan diputuskan untuk menjatuhkan register F, sehingga hak-hak narapidana pelaku dicabut. Namun, karena situasi di Kediri belum sepenuhnya kondusif, pelaku dipindahkan ke Lapas Kelas I Surabaya, Porong. Selain itu, pemeriksaan tambahan terhadap korban juga dilakukan untuk memastikan kesehatannya. Solichin menekankan pentingnya langkah-langkah preventif untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa di lapas. Korban saat ini dalam kondisi membaik dan telah kembali beraktivitas. Komitmen untuk tidak mentoleransi kekerasan antar-WBP dan memperkuat pengawasan agar hak-hak seluruh warga binaan tetap terlindungi dipegang teguh oleh Lapas Kediri.
