Vietnam telah mengungguli Indonesia dalam hal subsidi tarif listrik untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Menurut laporan dari Reuters, Vietnam akan memberikan subsidi tarif pengisian daya mobil listrik dan motor listrik di jaringan SPKLU untuk membuat biaya pengecasan lebih murah dan mempermudah transisi energi di sektor transportasi.
Kebijakan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah Vietnam untuk mendukung transisi energi hijau dan mencapai misi pertumbuhan yang ramah lingkungan. Mereka berencana untuk menyerahkan skema subsidi tarif listrik SPKLU kepada pemerintah pusat pada pertengahan September 2024 untuk mendapatkan persetujuan.
Vietnam memiliki misi untuk menjadi negara netral karbon pada 2050, lebih cepat satu dekade dari target yang ditetapkan oleh Indonesia pada 2060. Saat ini, Vietnam telah memiliki sekitar 150 ribu SPKLU sebagai infrastruktur pengecasan mobil listrik dan motor listrik, yang sebagian besar dimiliki dan dioperasikan oleh VinFast, pabrikan otomotif lokal yang telah merambah pasar global, termasuk Indonesia.
Di sisi lain, Indonesia baru memiliki 1.582 unit SPKLU per Juli 2024, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Vietnam. Pemerintah Vietnam juga sedang menyusun insentif untuk mobil listrik lokal maupun impor, serta memberikan insentif bagi konsumen yang beralih dari mobil bermesin pembakaran internal ke mobil listrik.
Pemerintah Vietnam berkomitmen untuk memastikan bahwa semua area perkotaan di negara tersebut akan memiliki infrastruktur pengisian daya mobil listrik. Mereka juga akan menerbitkan aturan standar teknis untuk jaringan SPKLU pada akhir bulan ini.
Sementara itu, pemerintah Indonesia telah memberikan berbagai insentif fiskal dan non-fiskal bagi mobil listrik, namun belum memberikan subsidi tarif SPKLU seperti yang dilakukan oleh Vietnam. Apakah Indonesia akan mengikuti jejak Vietnam dan memberikan subsidi tersebut dalam waktu dekat?
