Sanofi Indonesia, pencetus platform bernama PharmAcademy, mengatakan bahwa setelah satu tahun peluncurannya, platform tersebut telah memperkuat kompetensi dari 2.750 apoteker di seluruh Indonesia yang bekerja sama dengan SwipeRx.
Menurut Head of Sanofi CHC ASEA Maria Valentina Sposito, fitur PharmAcademy pada aplikasi SwipeRx menyediakan sarana pendidikan dan pelatihan dalam berbagai aspek kefarmasian seperti manajemen penyakit, manajemen terapi obat, dan konseling pasien. Melalui PharmAcademy, komunitas farmasi dapat meningkatkan kompetensi dengan mudah dan juga mendapatkan poin CPD untuk kemajuan karir.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah apoteker di Indonesia masih jauh dari target ideal, yaitu satu apoteker per 1.000 penduduk menurut Ikatan Apoteker Indonesia. Oleh karena itu, akselerasi pemberdayaan apoteker melalui PharmAcademy diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas apoteker di Tanah Air.
Ketua PD IAI DKI Jakarta, Dr. apt. Drs. Muhamad Yamin, M.Farm, juga menyatakan bahwa meski teknologi telah membantu peningkatan kompetensi apoteker, masih banyak kesulitan dalam mengakses informasi dan pelatihan. Oleh karena itu, PharmAcademy diharapkan dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
CEO SwipeRx, Farouk Meralli, menambahkan bahwa pendekatan inovatif PharmAcademy dan SwipeRx memberikan kemudahan bagi apoteker dalam mengembangkan kompetensi, terutama bagi yang berada di area terpencil. Modul pengetahuan dan keterampilan yang disajikan di PharmAcademy disusun dengan baik dan memastikan apoteker terhubung dengan penyedia produk farmasi dengan lebih cepat.
Dengan kolaborasi antara SwipeRx dan Sanofi, diharapkan apoteker dapat memberikan layanan kesehatan yang lebih optimal. Ini sejalan dengan upaya untuk terus mengembangkan keahlian apoteker melalui pendekatan inovatif dan berkelanjutan.
Artikel ini disusun oleh Hreeloita Dharma Shanti dan diedit oleh Zita Meirina atas nama ANTARA.