Pejabat Hamas di Tepi Barat, Zaher Jabarin, mengungkapkan adanya kerja sama antarfaksi perlawanan Palestina di Tepi Barat. Dia menyatakan bahwa Tepi Barat akan terus memberontak hingga penjajahan Israel berakhir.
Dalam wawancara dengan Aljazirah, Jabareen menekankan kreativitas rakyat Palestina dalam melawan pendudukan. Dia menegaskan bahwa Tepi Barat memiliki persediaan pejuang dan syuhada dari berbagai lapisan masyarakat.
Jabareen juga menyatakan bahwa faksi-faksi yang bersatu adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama melawan penjajah. Dia menegaskan bahwa rakyat Palestina siap berjuang hingga mereka mendapatkan kemerdekaan dan hak-hak yang dirampas.
Menanggapi ancaman penggunaan pesawat di Tepi Barat, pejabat Hamas menegaskan bahwa masyarakat tetap akan memberontak dan menggunakan berbagai cara kreatif dalam perlawanan.
Peningkatan resistensi terlihat dari perluasan operasi faksi perlawanan di Tepi Barat. Meskipun ada pembatasan keamanan yang diberlakukan oleh Israel, faksi-faksi ini mampu mengembangkan taktik tempur dan memproduksi senjata.
Insiden penembakan di Tepi Barat meningkat 330 persen antara Januari 2022 dan Juni 2023. Israel memperketat operasi militer dan penggunaan drone untuk mengatasi perlawanan bersenjata di Tepi Barat.
Operasi Banjir Al-Aqsa telah meningkatkan pembunuhan terhadap pejuang perlawanan di Tepi Barat. Tentara Israel bahkan menggunakan pesawat tempur dalam operasi mereka.
