Home Berita DLHK akan terus mengawasi kebersihan Terminal Purabaya agar tetap bebas dari sampah

DLHK akan terus mengawasi kebersihan Terminal Purabaya agar tetap bebas dari sampah

0

Surabaya (deliknews.com) – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo telah membersihkan gunungan sampah di Terminal Purabaya, Desa Bungurasih, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (24/2/2024) kemarin. Kini, sudah tidak terlihat lagi gunungan sampah di terminal terbesar Jatim itu.

Pantauan di lokasi, jalan keluar bus yang awalnya sebagian badan jalan dipenuhi sampah, saat ini sudah bersih dari sampah. Ke depan, DLHK Kabupaten Sidoarjo akan melakukan pengawasan sampah yang berasal dari rumah warga Desa Bungurasih.

“Kami setiap hari akan menyiapkan satu armada truk untuk mengangkut sampah tersebut ke TPA Jabon. Namun, kami mengharap sampah tersebut dipilah terlebih dahulu,” kata Kepala UPT TPA Griya Mulya DLHK Sidoarjo Hajid Arif Hidayat di lokasi, Minggu (26/2/2024).

Hajid menjelaskan pemilahan itu seharusnya dilakukan sebelum sampah dibuang ke TPST. Tujuannya untuk mengurangi volume sampah sehingga tidak terjadi penumpukan seperti sebelumnya.

“Sampah terlebih dahulu dilakukan pemilahan sebelum dibuang untuk mengurangi volume sampah. Sehingga tidak mudah menimbulkan penumpukan sampah. Pengelola tidak hanya menangani sampah dari area Terminal Bungurasih saja, namun dari sekitar tiga ribu kepala keluarga warga di Desa Bungurasih,” jelasnya

Sementara itu, Korsatpel Terminal Purabaya Ahmad Badik mengatakan, pihaknya bersama DLHK Kabupaten Sidoarjo akan melakukan pengolahan sampah di TPST area Terminal Purabaya. Langkah ini diambil agar tidak terjadi gunungan sampah lagi di Terminal Purabaya.

“Upaya agar tidak terulang terjadinya gunungan sampah lagi. Langkah yang awal tidak hanya ditampung, namun langsung dibuang ke TPA, tetapi akan diolah dulu dan akan memberdayakan masyarakat sekitar,” kata Badik.

Badik menambahkan sebelum sampah dikirim ke TPA Jabon. Sampah akan dilakukan pemilahan dari yang produktif dengan limbah, kemudian diolah lagi menjadi pupuk organik dan magot. Dengan sistem tersebut reduksi yang dihasilkan akan menjadi lebih sedikit.

“Pelaksanaan segera dilaksanakan, awal harus dilakukan clean up kemarin karena dibutuhkan area untuk pengelolaan. Ditahap awal dilakukan pendampingan oleh DLHK Sidoarjo,” tandasnya.

Exit mobile version