Israel telah meningkatkan eskalasi militer dengan meluncurkan serangan lintas-batas ke enam negara dalam waktu 72 jam di awal pekan ini, memicu kekhawatiran tentang konflik regional yang semakin meluas. Salah satu insiden yang paling mencolok terjadi di ibu kota Qatar, Doha, ketika sebuah ledakan menghantam kompleks pimpinan Hamas, menewaskan enam orang, termasuk putra seorang pejabat senior Hamas dan seorang petugas keamanan Qatar. Pemerintah Qatar mengecam keras tindakan Israel ini, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional.
Selain Qatar, serangan udara Israel juga melanda Palestina, Lebanon, Suriah, Tunisia, dan Yaman. Serangkaian operasi militer ini menambah panjangnya daftar negara yang terkena dampak serangan Israel sejak konflik di Gaza dimulai pada Oktober 2023.
Serangan dimulai di Gaza pada hari Senin, dengan serangan udara yang menewaskan 67 orang dan melukai 320 lainnya. Serangan militer Israel juga menargetkan Lebanon, Suriah, Tunisia, Qatar, dan Yaman dengan klaim target berbeda-beda. Pemerintah Suriah mengecam keras tindakan Israel di wilayahnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan negara.
Di tengah kecaman dan ketegangan, serangan berlanjut hingga hari Selasa dengan mencatat banyaknya korban jiwa dan kerusakan infrastruktur di berbagai negara yang disasar oleh Israel. Respons keras dari pemerintah negara-negara yang terkena dampak serangan menunjukkan kompleksitas dan eskalasi konflik yang terus berlangsung.
Serangkaian operasi militer Israel dalam beberapa tahun terakhir telah mencapai skala internasional dan melibatkan negara-negara di luar wilayah konflik awal. Konflik Gaza yang telah berlangsung cukup lama telah berujung pada eskalasi yang semakin luas, melibatkan negara-negara di sekitarnya dengan implikasi yang semakin kompleks dan berdampak jauh lebih luas.
