Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) membuka saluran pengaduan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 untuk memberikan bantuan kepada orang tua, keluarga, dan masyarakat yang mengalami atau menyaksikan kekerasan terhadap perempuan dan anak selama demonstrasi. Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi, menginformasikan bahwa layanan ini dapat diakses melalui call center 129 atau WhatsApp 08111-129-129.
Data yang dihimpun Kementerian PPPA menunjukkan bahwa banyak anak yang terlibat dalam aksi demonstrasi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, Makassar, Bali, dan beberapa daerah lainnya. Korban anak meninggal dunia yang terlibat dalam demonstrasi juga telah tercatat, seperti ALF (16 tahun) asal Kabupaten Tangerang, Banten. Selain korban jiwa, ada juga anak-anak lain yang mengalami luka-luka akibat kerusuhan selama demonstrasi.
Menteri Arifatul Fauzi menekankan perlunya pendampingan dan koordinasi dengan unit pelaksana teknis daerah perlindungan perempuan dan anak (UPTD PPA) di berbagai provinsi untuk memastikan keselamatan dan kebutuhan anak-anak yang terlibat dalam aksi unjuk rasa. Gelombang demonstrasi yang berlangsung selama periode tertentu telah menimbulkan dampak yang serius, termasuk korban jiwa dan luka-luka di kalangan anak-anak.
Kementerian PPPA terus melakukan monitor dan evaluasi terhadap situasi anak-anak selama demonstrasi untuk memberikan bantuan dan perlindungan yang sesuai. Dukungan dari masyarakat dan pemerintah daerah sangat diharapkan untuk memastikan keselamatan anak-anak di tengah situasi yang tidak aman selama demonstrasi. Kerjasama antar lembaga dan komunitas juga menjadi kunci dalam upaya melindungi perempuan dan anak selama periode demonstrasi di Indonesia ini.