Pejuang Hamas menunjukkan kekuatan mereka dalam upacara penyerahan sandera Israel ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza pada 22 Februari 2025. Media Israel melaporkan bahwa gerakan Hamas tetap dominan di Gaza, meskipun Israel berencana untuk mencaplok Kota Gaza. Meskipun mengalami kehancuran infrastruktur dan pembunuhan pemimpin tertinggi, Hamas tetap kuat dan mampu membayar gaji anggota dan pejuangnya.
Para analis menilai bahwa ketahanan Hamas bukanlah kebetulan, tetapi hasil dari organisasi yang terakar kuat dalam masyarakat Gaza. Michael Milshtein dari Forum Studi Palestina di Moshe Dayan Center mengungkapkan bahwa selama dua dekade terakhir, Hamas telah membangun hubungan yang kuat melalui berbagai metode, seperti pendidikan, amal, masjid, klub pemuda, dan asosiasi perempuan.
Meskipun menderita kerugian besar, Hamas berhasil mempertahankan kekuatannya berkat ketahanan dan redundansi yang mereka miliki. Komitmen ideologis dan struktur operasional yang disiplin juga menjadi faktor penting yang membuat Hamas tetap kuat, bahkan di bawah tekanan konflik yang intens. Kampanye kelaparan dan perang genosida tidak mampu menggoyahkan kekuatan politik dan keamanan Hamas di Gaza.
Melalui taktik yang berubah sesuai dengan kondisi, Hamas terus menunjukkan kekuatan dan ketahanan yang mengakar kuat dalam masyarakat Palestina. Dukungan yang mereka terima dari berbagai lapisan masyarakat Gaza juga menjadi faktor utama yang menjaga keberlangsungan gerakan ini.
