Universitas Andalas (Unand) baru saja mengukuhkan tujuh guru besar dalam upacara yang diselenggarakan di convention hall kampus pada Rabu (30/4). Dalam acara tersebut, Rektor Unand, Efa Yonnedi menekankan pentingnya para profesor untuk melakukan riset lintas sektor. Menurutnya, dengan jumlah profesor mencapai 201 orang di Unand, guru besar perlu mampu mencari pendanaan riset dari luar kampus. Selain sebagai figur keilmuan, guru besar juga diharapkan dapat membangun jaringan dan kepercayaan di luar lingkungan akademis. Hal ini juga sebagai ajakan untuk melakukan riset lintas sektor guna mencapai hasil yang lebih signifikan.
Efa juga memberikan contoh beberapa universitas di luar negeri yang sukses dalam mendapatkan dana riset dari pihak eksternal. Kolaborasi dianggap sebagai kunci untuk mencapai kesuksesan dalam riset lintas sektor. Rektor menegaskan bahwa gelar guru besar tidak hanya tentang akreditasi, publikasi jurnal, dan paten, tetapi juga wajib memberikan dampak positif pada masyarakat, terutama di tengah berbagai tantangan yang dihadapi di masa depan.
Selain itu, Efa juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi kompleksitas riset dan teknologi untuk membantu memecahkan masalah yang ada. Guru besar dianggap sebagai motor perubahan dan diharapkan dapat melampaui sekadar slogan semata. Pengukuhan guru besar di Unand dianggap sebagai momen penting dalam perjalanan intelektual seorang akademisi serta sebagai tonggak historis dan strategis bagi kemajuan universitas.
Tujuh akademisi yang dikukuhkan dalam acara tersebut antara lain Prof. Afrizal, Prof. Alfan Miko, Prof. Lucky Zamzami, Prof. Zainal Arifin, Prof. Defriman Djafri, Prof. Masrizal, dan Prof. Yusniwati. Mereka masing-masing memiliki bidang keahlian yang beragam, mulai dari sosiologi hingga epidemiologi, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Unand.