Home Otomotif Alasan Daihatsu Konsumen Ogah Beli Mobil 2025 – Top Berita Otomotif

Alasan Daihatsu Konsumen Ogah Beli Mobil 2025 – Top Berita Otomotif

0

Penjualan mobil di Indonesia pada awal tahun 2025 terus mengalami penurunan, mengikuti tren yang sama dengan tahun sebelumnya. Menurut Daihatsu, penjualan yang turun disebabkan oleh isu opsen pajak yang masih menjadi tantangan pasar yang berlanjut dari tahun sebelumnya. Sri Agung Handayani, Direktur Marketing and Corporate Planning PT Astra Daihatsu Motor (ADM), mengungkapkan bahwa banyak calon pembeli mobil yang menunda pembelian mereka untuk melihat dampak penerapan opsen pajak. Beberapa konsumen bahkan memutuskan untuk mempercepat pembelian pada bulan Desember 2024 untuk menghindari kebijakan baru yang memungut pajak kendaraan oleh pemerintah kabupaten/kota.

Menurut Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil retail pada Januari 2025 hanya mencapai 63.858 unit, turun 18,6 persen dibandingkan dengan Januari 2024. Meskipun demikian, penjualan sedikit membaik pada Februari 2025, mencapai 69.872 unit atau turun 0,8 persen dibandingkan bulan Februari tahun sebelumnya. Secara total, penjualan mobil nasional selama Januari-Februari 2025 mengalami penurunan 10 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Agung juga menyoroti berbagai kendala yang masih dihadapi pasar mobil Indonesia, seperti isu kredit macet, pengetatan kredit, dan pelemahan daya beli. Meskipun tren raihan Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) pada bulan Maret 2025 relatif stabil, realisasi penjualan retail kemungkinan akan terpengaruh oleh cuti dan libur panjang Idul Fitri 2025 yang jatuh pada 31 Maret 2025. Daihatsu berharap pasar mobil akan mulai membaik mulai bulan April 2025, terutama karena konsumen sudah mendapatkan kejelasan mengenai peraturan opsen pajak di daerah masing-masing. Pasar mobil utama di Indonesia juga tidak akan memberlakukan opsi pajak untuk enam bulan ke depan, dengan DKI Jakarta bahkan tidak menerapkannya sama sekali. Agung optimis bahwa pasar akan membaik jika kondisi makroekonomi juga membaik.

Source link

Exit mobile version