Home Otomotif Mitos vs Fakta Terkait Mobil Listrik, Apakah Merepotkan Saat Dipakai? – Panduan...

Mitos vs Fakta Terkait Mobil Listrik, Apakah Merepotkan Saat Dipakai? – Panduan Pembeli

0

Masih banyak mitos yang beredar di masyarakat, yang seringkali membuat calon pengguna ragu untuk beralih dari kendaraan konvensional ke mobil listrik. Mobil listrik ini merupakan barang baru di Indonesia, sehingga butuh beberapa adaptasi setelah sekian lama kita menggunakan mobil konvensional.

Hal yang masih jadi batu sandungan bagi kebanyakan masyarakat untuk beralih dari mobil konvensional ke mobil listrik ialah soal jarak tempuh dan fasilitas charging atau pengisian daya listrik.

Masyarakat menilai mobil listrik masih belum praktis digunakan jarak jauh karena waktu pengisian yang lama atau ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang belum banyak tersedia.

Itu tadi jadi salah satu mitos untuk kawasan Jawa-Bali, tapi bisa jadi fakta di beberapa wilayah lain di Indonesia. Untuk itu, kami akan menyajikan beberapa mitos dan fakta seputar pemakaian mobil listrik sehingga kalian tidak rancu dan mengalami misinformasi.

Jarak Tempuh Mobil Listrik Terbatas

Mitos: Mobil listrik tidak cukup kuat untuk perjalanan jauh.

Fakta: Mobil listrik yang masuk ke Indonesia pada umumnya dibekali baterai berkapasitas besar. Jarak tempuh mobil listrik bisa digunakan berkendara setidaknya mencapai jarak 300 kilometer tanpa khawatir kehabisan daya.

Bahkan, beberapa brand seperti Mercedes-Benz atau Hyundai dan Kia membekali mobil listrik premium mereka dengan baterai jumbo agar mobil tersebut bisa dikendarai dengan jarak tempuh di atas 500 kilometer.

Dengan begini, mobil listrik bisa digunakan untuk long trip tanpa khawatir harus segera mencari SPKLU karena kehabisan daya.

Ketersediaan SPKLU dan Kendala Waktu Pengisian Daya

Mitos: Jumlah SPKLU terbatas

Fakta: Jumlah SPKLU PLN yang tercantum dalam aplikasi PLN Mobile mencapai 1.981 titik pengisian. Hampir setiap kantor PLN di pusat kota memiliki SPKLU.

Selain itu, beberapa pihak swasta juga ikut meningkatkan layanan charging atau stasiun pengisian listrik. Dengan begini akan memastikan pengguna mobil listrik dapat dengan mudah menemukan tempat pengisian ulang di berbagai lokasi.

Masalah Waktu Pengisian Daya

Mitos: dan mengisi daya listrik butuh waktu sangat lama.

Para pabrikan otomotif telah melengkapi kendaraan listrik mereka dengan teknologi fast charging dengan arus DC, di mana mobil dengan jarak tempuh hingga 500 km bisa di-charge dari 30-80 persen hanya dalam waktu kurang dari 1 jam​​​​.

Untuk pengisian daya sampai penuh ada di kisaran 2 jam. Ini membuktikan bahwa pengisian ulang mobil listrik bisa secepat isi bensin konvensional.

Sebagai catatan, mobil listrik yang dapat memakai teknologi fast charging ini hanya yang memakai teknologi DC atau AC/DC. Untuk mobil listrik dengan sistem AC saja, pengisian daya dari 30-80 persen memakai AC Charging 7kW mencapai 4 jam.

Aspek Performa di Mobil Listrik

Mitos: Performa mobil listrik kalah dari mobil konvensional

Fakta: Mobil listrik punya performa tak kalah mengesankan dibanding mobil konvensional. Terlebih, mobil listrik ini biasanya menghasilkan torsi besar secara instan. Sebagai contoh yaitu Kia EV9 tipe GT-Line dibekali motor listrik dengan daya 379 hp dan torsi 700 Nm.

Tenaga segitu kurang lebih mirip seperti mobil sport dan torsinya bahkan serupa truk ringan. Untuk meraih kecepatan 100 km/jam jelas bukan hal yang sulit.

Fitur Mobil Listrik

Mitos: Fitur di mobil listrik kalah canggih dari mobil konvensional.

Fakta: Mobil listrik dibekali fitur yang jauh lebih lengkap dan canggih sehingga membuatnya jadi kendaraan futuristik. Mobil listrik juga biasanya telah dibekali sistem keselamatan ADAS sebagai fitur standar.

Selain itu, perusahaan China sebagai pabrikan otomotif mayoritas penyedia mobil listrik di Indonesia juga tidak sungkan menjejali produk mereka dengan fitur kenyamanan premium. Sebagai contoh di Chery Omoda E5 telah memakai sistem audio dari Sony yang kualitas suaranya aduhai.

Biaya dan Prosedur Perawatan Mobil Listrik

Mitos: Biaya perawatan rutin dari mobil listrik cukup mahal dan prosedur perawatan yang sulit.

Fakta: Perawatan rutin mobil listrik hanya mengganti pelumas motor dan cairan radiator setiap setahun sekali. Baterai di mobil listrik memiliki daya tahan hingga delapan tahun.

Dengan inovasi pada sistem baterai di mobil listrik, kini bisa diperbaiki hanya mengganti bagian sel baterai yang mengalami kerusakan. Bandingkan dengan teknologi lawas terdahulu, kerusakan sel di baterai mobil listrik memaksa penggunanya harus mengganti seluruh baterai sekaligus.

Dengan demikian, penggantian sel baterai yang rusak tidak membutuhkan banyak biaya sebagaimana bila mengganti seluruh baterai sekaligus. Sebagai informasi, harga baterai mobil listrik bila segelondong atau assy bisa mencapai 70 persen dari harga mobil.

Volume Ruang Penyimpanan Barang di Mobil Listrik

Mitos: Mobil listrik tidak memiliki ruang bagasi yang cukup luas.

Fakta: Mobil listrik modern dirancang dengan memaksimalkan ruang interior, termasuk area bagasi. Desain cerdas memastikan bahwa penggunaan tidak perlu mengorbankan ruang untuk baterai. Ini karena baterai diposisikan pada bagian dek bawah alias di kolong lantai kendaraan.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bila mobil listrik kini tidak lagi merepotkan bila digunakan untuk kebutuhan berkendara sehari-hari. Mobil listrik modern telah dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan gaya hidup, mulai dari kebutuhan sehari-hari dalam kota hingga kebutuhan perjalanan jarak jauh dengan keluarga. Pabrikan otomotif terus berinovasi dalam teknologi kendaraan listrik, tidak hanya fokus pada efisiensi energi dan jarak tempuh, tetapi juga pada kenyamanan, keamanan, dan pengalaman berkendara yang menyenangkan bagi pengguna.

Source link

Exit mobile version