BMKG menjelaskan bahwa fenomena panas saat ini di Indonesia disebabkan oleh faktor pemanasan permukaan akibat berkurangnya awan dan curah hujan. Hal ini terjadi bukan karena gelombang panas, namun merupakan dampak dari peralihan musim hujan ke musim kemarau. Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, menyatakan bahwa kondisi gerah saat ini merupakan hal umum pada periode peralihan musim. Meskipun terjadi beberapa suhu ekstrem di beberapa wilayah, namun Indonesia tidak mengalami efek gelombang panas karena karakteristik dinamika atmosfer yang berbeda. Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Didi Setiadi, memaparkan bahwa gelombang panas adalah fenomena suhu ekstrem yang bertahan beberapa hari akibat sistem tekanan tinggi yang menyebabkan udara panas terjebak di suatu tempat. Selain itu, Indonesia juga memiliki variabilitas perubahan cuaca yang sangat cepat sehingga tidak mengenal fenomena gelombang panas.
