Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyatakan bahwa perusahaan telekomunikasi perlu mendorong penggunaan Artificial Intelligence (AI) dengan memperhatikan etika. Menurut Budi, pelaku industri telekomunikasi perlu memiliki strategi komprehensif dalam menerapkan AI baik secara internal maupun sebagai bagian dari ekosistem.
Budi menjelaskan bahwa sektor telekomunikasi sudah mulai menggunakan teknologi AI dalam berbagai aspek, seperti sebagai penyedia solusi, integrator sistem, dan pengguna akhir. Proyeksi kontribusi AI di sektor telekomunikasi diperkirakan mencapai 38,8 triliun dolar AS di tingkat global pada tahun 2031.
Untuk itu, Budi mendorong perusahaan telekomunikasi untuk melakukan investasi dalam strategi change management. Hal ini mencakup pemetaan potensi kebutuhan perusahaan dalam menggunakan AI, menganalisis dampak adopsi AI, dan merancang tata kelola perusahaan yang sesuai.
Selain itu, Budi juga menekankan pentingnya kehadiran digital yang adaptif dalam memanfaatkan AI. Para pelaku industri telekomunikasi perlu meningkatkan kapasitas staf dengan keterampilan kerja berbasis pengetahuan AI dan membangun budaya inovasi.
Budi menyarankan agar pelaku industri telekomunikasi fokus pada kolaborasi dan pemanfaatan berbasis AI, termasuk dengan mitra asing untuk mengembangkan large language model (LLM) guna memaksimalkan potensi AI. Menurut Budi, AI akan menjadi pendorong masa depan dan inovasi bisnis. Oleh karena itu, para pelaku sektor telekomunikasi perlu beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi era AI.
Menkominfo Budi Arie menjelaskan pentingnya sektor telekomunikasi agar tidak hanya menjadi pengguna AI, tetapi juga sebagai katalis inovasi dan pemanfaatan AI secara produktif untuk memberikan kontribusi dan peningkatan produktivitas masyarakat dalam era digitalisasi.
