Sunday, November 17, 2024

Tesla Masih Jadi Jawara Mobil Paling Inovatif, Dibayangi Mobil Listrik China – Mobil Listrik

Share

Pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla Inc., masih memegang posisi puncak sebagai perusahaan otomotif paling inovatif menurut survei Future Readiness Indicator (FRI) 2024 yang dirilis oleh The International Institute of Management and Development (IMD). Diikuti oleh BYD Co. Ltd. dari China di posisi kedua, Volkswagen AG dari Jerman di tempat ketiga, Stellantis NV dari Belanda di urutan keempat, dan Hyundai Motor Co. Ltd dari Korea Selatan di peringkat kelima.

Survei FRI 2024 mengukur ketahanan masa depan dari 24 perusahaan otomotif dunia berdasarkan tingkat inovasi yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Direktur IMD Center for Future Readiness, Howard Yu, menyatakan bahwa inovasi perusahaan harus berkelanjutan dan sejalan dengan tren global dan kebutuhan lokal untuk tetap relevan di pasar.

Tesla Inc. tetap mempertahankan dominasinya dalam inovasi dengan berbagai terobosan teknologi dan pengembangan produk yang konsisten. Namun, kompetisi di sektor otomotif semakin meningkat, terutama dengan hadirnya pesaing dari China seperti BYD yang mulai mendominasi dalam inovasi kendaraan listrik. Produsen lain seperti Volkswagen, Stellantis, dan Hyundai terus berupaya untuk mengejar ketertinggalan dengan memperkenalkan model kendaraan listrik dan teknologi baru.

Sementara itu, peringkat Toyota terus merosot dari posisi dua pada 2022, ke peringkat 10 pada 2023, dan kini berada di posisi 11 pada 2024. Toyota kalah bersaing dengan produsen kendaraan listrik asal China yang lebih agresif dalam pengembangan teknologi baru.

Pabrikan mobil listrik China terus memperluas dominasinya di pasar global dengan strategi harga bersaing dan inovasi yang agresif. Produsen seperti Geely, Nio, dan Li Auto telah mencatat skor inovasi yang tinggi dan menawarkan harga yang terjangkau, yang membuat mereka semakin menantang produsen mobil asal Eropa.

Pemerintah AS baru-baru ini mengumumkan tarif pajak 100% untuk kendaraan listrik impor dari China untuk melindungi produsen mobil listrik AS. Namun, produsen mobil listrik China kemungkinan akan mengakali aturan tarif dengan menggunakan strategi white-label untuk menjual komponen mereka secara terpisah.

Potensi Indonesia sebagai pasar utama untuk produsen mobil listrik China semakin meningkat. Sejumlah langkah strategis diperlukan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur EV di Asia Tenggara, termasuk kebijakan insentif, pengembangan infrastruktur pengisian daya, fokus pada angkutan umum dan armada komersial, menarik investasi asing, dan kerjasama regional di Asia Tenggara. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik di kawasan ini.

Source link

Baca Lainnya

Semua Berita