Sunday, November 17, 2024

Mau Rasakan Hidup di Desa Menggembala Kambing Hingga Ambil Air Nira? Di Sini Tempatnya

Share

Senin, 25 Maret 2024 – 00:56 WIB

PURBALINGGA – Beberapa penelitian dari sejumlah Universitas Nasional di Indonesia mengindikasikan bahwa generasi muda kini rentan kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa Indonesia. Pun dengan rasa nasionalisme dan jati diri, karena terlalu berlebihan dalam mengadopsi budaya luar.

Pegiat Kie Seni, Gita Yohanna Thomdean, menyatakan keprihatinannya bahwa Indonesia yang terkenal dengan ragam budayanya bisa mengalami krisis karena pengaruh budaya asing yang datang secara berlebihan. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.
Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan beberapa fenomena yang terjadi khususnya pada generasi muda, maka di tahun ke-3 perjalanan dari Pemuda Kie Seni di Cartoon Village Sidareja Purbalingga, Jawa Tengah, meluncurkan program Paket Petualangan Hidup Di Desa (#liveinthevillage) berbalut seni dan budaya.

“Nilai-nilai luhur nenek moyang nusantara yang perlu kita bangkitkan kembali di antaranya seperti gemati (saling menyayangi), teposeliro (toleransi), hormat-menghormati, dan musyawarah mufakat,” ujar Gita dalam keterangannya, dikutip Minggu 24 Maret 2024.

“Dengan hidup membaur bersama dengan masyarakat dalam program live in the village, generasi muda akan belajar akan keautentikan nilai hidup masyarakat di Cartoon Village Sidareja, sekaligus menjadi sarana refleksi hidup mereka untuk mensyukuri segala yang telah dimiliki, tidak membeda-bedakan sesama, menghormati, menjunjung tinggi sopan santun, yang semua ini merupakan hal yang sangat dasar untuk membentuk karakter manusia Nusantara,” sambungnya.

Berada di tempat yang sama, Slamet Santosa, salah satu Pegiat Kie Seni memaparkan bahwa dalam program terbaru ini pengunjung akan dapat hidup membaur dengan masyarakat di rumah-rumah warga.

“Uniknya sebagian besar rumah dimural kartun yang bercerita tentang seni budaya dan tradisi nenek moyang. Pemuda Kie Seni juga menawarkan banyak konsep menarik dalam program ini seperti pada siang hari pengunjung akan mengikuti kegiatan keseharian warga seperti membuat gula jawa dan makanan tradisional, menggembala kambing, mengambil air nira, mengumpulkan kayu bakar, berkebun, dan masih banyak kegiatan lainnya.

“Sedangkan di sore hingga malam hari bisa mengikuti beragam workshop, seperti menari, seni lukis, wayang kartun, calung, geguritan atau karawitan,” tambahnya.

Selain itu, pengunjung juga bisa merasakan layaknya hidup seperti pemuda Pramuka, yaitu berpetualang ke rumah kartun dengan konsep mencari salah satu rumah warga tanpa petunjuk, mereka hanya akan menerima secarik surat yang bertuliskan salah satu nama warga.

“Adapun modal yang mereka harus pakai adalah dengan berkomunikasi dengan warga sekitar. Hal ini untuk menekankan bagaimana mereka mengolah kemampuan komunikasi dengan orang yang baru mereka kenal, kemudian tugas berikutnya mereka harus membuat sebuah liputan mengenai edukasi mural kartun yang ada dirumah tersebut,” jelas Slamet.

Setelah 3 tahun berjalan, Gita berharap dengan diluncurkannya program #liveinthevillage di Cartoon Village Sidareja ini, dapat memberikan dampak perekonomian bagi warganya yang di tahun 2023 masih termasuk dalam zona miskin ekstrem.

“Diharapkan akan ada perputaran ekonomi yang baik di layanan warung ERTE kuliner ataupun juga penginapan sederhana rumah penduduk. Mengingat rintisan desa kartun ini juga masih menggunakan dana mandiri yang juga di-support oleh kekompakan masyarakatnya,” tutup Gita Thomdeon.

Source link

Baca Lainnya

Semua Berita