Relawan dari berbagai negara berkumpul di Gedung General Union of Tunisian Worker, Tunisia, untuk mengikuti Pelatihan Non-Kekerasan dalam misi kemanusiaan Menembus Blokade Gaza. Peserta dari 44 negara, termasuk 30 relawan dari Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), akan melakukan pelayaran melalui laut Mediterania untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sebelum keberangkatan, para relawan menjalani pelatihan fisik, mental, dan teknis untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan selama perjalanan.
Pelayaran kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) dari Tunisia ke Gaza mengalami penundaan hingga Ahad (7/9/2025). Keberangkatan yang semula dijadwalkan pada Kamis (4/9/2025) tertunda karena beberapa kendala teknis dari peserta yang datang dari Spanyol. Armada GSF terdiri dari 24 kapal dari Spanyol, 18 dari Italia, dan 2 kapal dari Yunani yang menuju ke Tunisia untuk berkumpul sebelum pergi ke Gaza.
Sekitar lima kapal dari Indonesia, dengan nama-nama seperti Kapal Sukarno dan Kapal Sultan Hasanuddin, akan membawa sekitar 30 relawan, aktivis, dan jurnalis. Total peserta dari 44 negara dalam pelayaran ini mencapai lebih dari 300 orang. Armada akan singgah di Siprus sebelum melanjutkan perjalanan ke Gaza. Penundaan keberangkatan dari Tunisia disebabkan oleh masalah teknis dari peserta yang berangkat dari Spanyol.
Dengan keterlibatan para relawan dari berbagai belahan dunia, diharapkan bantuan kemanusiaan bisa sampai ke Gaza dengan lancar dan membantu meringankan beban warga setempat. Para relawan telah menjalani pelatihan yang ketat untuk memastikan kesiapan mereka dalam menghadapi segala situasi yang mungkin terjadi selama pelayaran.Ini juga menjadi bagian dari upaya global untuk membantu mengatasi blokade Gaza dan mendukung masyarakat di wilayah tersebut.