Ripple dan SBI akan merilis stablecoin RLUSD di Jepang dengan fokus pada “branding institusional dan transparansi cadangan.” Hal ini akan membantu mereka bersaing di pasar Jepang yang ketat, di mana kepatuhan menjadi prioritas bagi regulator, bank, dan perusahaan pasar. Circle, penerbit stablecoin yang terdaftar di NYSE, telah mendapatkan persetujuan untuk stablecoin USDC-nya di Jepang, sedangkan Tether masih menunggu persetujuan serupa untuk USDT-nya.
Meskipun RLUSD memiliki sirkulasi pasar yang lebih kecil, sekitar USD 667 juta atau sekitar Rp 10,92 triliun, dengan volume perdagangan harian rata-rata sekitar USD 71 juta atau sekitar Rp 1,16 triliun, stablecoin ini diterbitkan berdasarkan piagam perusahaan perwalian Negara Bagian New York. RLUSD didukung sepenuhnya oleh uang tunai, obligasi pemerintah jangka pendek, dan setara kas dengan atestasi cadangan bulanan menurut Ripple. Ini menandai langkah penting dalam memperluas jangkauan dan adopsi token kripto di pasar Jepang yang berkembang pesat.