Sunday, September 21, 2025

Konflik Thailand-Kamboja di Dunia Maya: Analisis Terbaru

Share

Thailand dan Kamboja telah mencapai gencatan senjata fisik sekitar tiga minggu yang lalu, namun kini keduanya terlibat dalam pertempuran informasi di dunia maya untuk memenangkan simpati internasional dan mendapatkan dukungan di dalam negeri masing-masing. Rentetan roket yang dilepas Kamboja ke Thailand pada tanggal 24 Juli yang kemudian direspons dengan serangan udara oleh Thailand telah memicu penyebaran tudingan dan hasutan dari pasukan media sosial Kamboja serta saluran media berbahasa Inggris yang terkendali oleh negara. Sebagian besar informasi yang disebar tidak sesuai fakta dan taktik ini terbukti berhasil dalam memecah belah masyarakat Thailand yang juga memiliki kepercayaan yang kurang pada pemerintahnya sendiri.

Di media sosial, Kamboja terlihat piawai dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk menyebarkan informasi yang seringkali tidak akurat. Misalnya, Kamboja melaporkan pesawat tempur F16 Thailand telah ditembak jatuh dengan mengunggah foto pesawat yang terbakar jatuh dari langit, padahal foto tersebut sebenarnya berasal dari Ukraina. Thailand berusaha merespons dengan pernyataan resmi namun minimnya data dan koordinasi antar lembaga pemerintah membuat respons Thailand kurang efektif.

Situasi ini semakin kompleks dengan adanya ketidakharmonisan antara pemerintah dan militer Thailand, yang masih terlihat sampai sekarang. Hun Sen, mantan pemimpin Kamboja yang juga teman lama Thaksin Shinawatra dari Thailand, telah memainkan peran dalam meningkatkan ketegangan antara kedua negara dengan membocorkan percakapan telepon yang dilakukan dengan putri Thaksin. Pihak Kamboja pun menjadi lebih gesit dalam menampilkan diri dan menggunakan media untuk memenangkan opini internasional.

Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja sudah berlangsung sangat lama, dimulai dari sengketa seputar kuil Khmer yang disebut Preah Vihear. Kedua negara memiliki pandangan yang berbeda mengenai letak perbatasan dan upaya penyelesaian konflik melalui jalur bilateral atau internasional juga terus berlanjut. Thailand menuduh Kamboja memasang ranjau darat baru di sepanjang perbatasan, sementara Kamboja mengklaim Thailand menggunakan amunisi yang dapat membahayakan non-kombatan. Kedua negara terus saling menyalahkan tanpa penyelesaian yang jelas.

Tantangan politik yang dihadapi oleh pemerintah Thailand semakin kompleks dengan adanya konflik perbatasan ini. Sementara itu, Konvensi Ottawa yang melarang penggunaan ranjau anti-personel juga menjadi perhatian dalam konflik antara Thailand dan Kamboja. Dengan sentimen nasionalis yang terus berkobar di kedua negara, konflik perbatasan ini memiliki potensi untuk memperburuk hubungan keduanya dan mempengaruhi stabilitas di kawasan tersebut.

Source link

Baca Lainnya

Semua Berita