Berita terbaru dari dunia finansial mengungkapkan bahwa teknologi blockchain tidak hanya mempertimbangkan konsep disrupsi pasar, tetapi juga mengeksplorasi cara untuk membawa likuiditas ke pasar yang sebelumnya tidak memiliki kecenderungan likuid. Dalam konteks ini, Mike Cagney, salah satu pendiri fintech SoFi, menyatakan keyakinannya bahwa blockchain memiliki potensi yang lebih besar daripada sekadar mengganggu pasar yang ada. Upaya untuk membawa aset yang historisnya tidak likuid ke blockchain dan menempatkan aset-aset tersebut serta riwayat kinerjanya secara on-chain, merupakan langkah menuju peningkatan likuiditas di pasar. Selain itu, langkah IPO yang diambil oleh perusahaan blockchain seperti Figure diharapkan menjadi bagian dari proses lebih lanjut untuk mengintegrasikan teknologi blockchain ke semua aspek pasar modal. Pada tahun 2021, Figure berhasil mengumpulkan dana sebesar USD 200 juta atau Rp 3,2 triliun dalam putaran pendanaan, dengan valuasi mencapai USD 3,2 miliar atau Rp 51,88 triliun. Dalam rangka IPO, Goldman Sachs, Jefferies, dan BofA Securities dipercaya menjadi penjamin emisi utama, sedangkan Figure akan terdaftar di Nasdaq dengan kode “FIGR”. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap keputusan investasi terserah pada pembaca. Sebelum membeli dan menjual kripto, disarankan untuk melakukan pembelajaran dan analisis yang mendalam. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul dari keputusan investasi.

Share
Baca Lainnya