Gerakan masyarakat Indonesia Bersatu (Grib) Jawa Timur (Jatim) menegaskan komitmennya dalam melawan berbagai bentuk mafia. Dengan fokus pada pemberdayaan anggotanya, Grib Jatim berusaha memastikan bahwa anggotanya bisa mandiri melalui hasil karya yang saling didukung di berbagai daerah. Dengan cara ini, diharapkan anggota Grib dapat menjadi lebih bebas dan mandiri secara ekonomi, tanpa harus mengandalkan bantuan dari pihak lain.
Pembina GRIB Jaya Jatim, drg David Andreas, secara tegas menyampaikan bahwa pemberdayaan ekonomi anggota merupakan langkah penting agar anggota Grib tidak tergantung pada orang lain dan dapat memiliki pandangan independen dalam perlawanan terhadap mafia. Saat ini, pengurus Grib Jatim sedang berupaya untuk menciptakan usaha mandiri di setiap kepengurusan di tingkat kabupaten dan kota, dengan harapan menggali potensi-potensi daerah masing-masing.
Dengan strategi pemberdayaan ekonomi ini, Grib Jaya Jatim berharap dapat menjadi wadah bagi pengusaha-pengusaha yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan menghindari praktik preman dan kolektor utang. Aktivitas perdagangan antar daerah juga menjadi fokus dalam upaya menciptakan penghasilan tambahan bagi anggota Grib Jatim.
Ketua Umum DPD GRIB Jaya, Achmad Miftahul Ulum, juga menyatakan rencana pelantikan dan deklarasi serentak di berbagai DPC kabupaten/kota dalam waktu dekat. Meskipun masih ada beberapa daerah di Jatim yang belum memiliki kepengurusan Grib Jaya, organisasi ini tetap selektif dalam memilih para pemimpinnya. Dukungan finansial yang memadai diperlukan untuk mengelola Grib Jaya, sehingga pemilihan ketua DPC dilakukan secara cermat.
Harapan Ulum adalah agar setiap daerah segera membentuk kepengurusan penuh sebelum dilakukan deklarasi serentak, untuk memastikan bahwa Grib Jaya Jatim terus bisa berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
