Wali Kota Prabumulih, Arlan, telah meminta maaf secara terbuka dan menerima sanksi dari Kemendagri setelah insiden kontroversial yang melibatkan pencopotan sementara Kepala SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah. Insiden itu terjadi setelah anak Arlan kehujanan saat mengikuti latihan drum band di sekolah, namun tidak diizinkan masuk dengan mobil jemputan.
Kemarahan Arlan yang dipicu oleh insiden tersebut membuatnya menuntut Roni untuk diingatkan oleh Kepala Dinas Pendidikan. Namun, setelah kejadian tersebut viral dan mendapat kritik tajam dari publik, Arlan mengakui bahwa tindakannya terlalu berlebihan. Video tangis siswa dan reaksi publik membuat Kemendagri turun tangan, memberikan teguran tertulis kepada Arlan.
Setelah proses mediasi dan menerima sanksi, Arlan menyatakan penyesalannya dan meminta maaf kepada masyarakat dan Roni. Roni kemudian kembali menjabat sebagai Kepala SMPN 1 Prabumulih setelah tidak ada proses pelantikan yang dilakukan. Gubernur Sumatera Selatan juga mengirimkan tim untuk menyelesaikan kasus dengan objektif, sementara PGRI Sumsel mengekspresikan keprihatinannya atas kasus ini dan menekankan pentingnya perlindungan bagi pendidik dalam menegakkan aturan.