Bitcoin selalu memiliki pola koreksi yang tajam setelah mencapai puncak harga selama siklus bullish. Data dari EGRAG Crypto menunjukkan bahwa dalam masa lalu, Bitcoin mengalami penurunan besar, seperti turun sekitar 93% dari puncak pada tahun 2011, turun 86% pada tahun 2013, turun 84% pada tahun 2017, dan turun sekitar 77% setelah mencapai puncak pada tahun 2021. Secara rata-rata, koreksi harga Bitcoin mencapai 85%. EGRAG memperkirakan bahwa siklus selanjutnya dapat memicu penurunan 70–80%, meskipun tidak ada jaminan.
Menurut model pasar EGRAG yang dikutip dari cryptopotato, Bitcoin masih memiliki potensi untuk naik lebih tinggi sebelum mengalami koreksi besar. Proyeksi grafik menunjukkan bahwa harga Bitcoin bisa mencapai puncak hingga USD 175,000. Dalam skenario tersebut, penurunan sebesar 70–80% bisa membawa harga kembali ke kisaran USD 35,000-USD 52,000.
Hari ini, kontrak opsi saham dan ETF senilai USD 4,9 triliun akan kedaluwarsa, lebih dari 1,2 kali lipat kapitalisasi pasar kripto. Fenomena ini dikenal sebagai triple witching dan seringkali memicu volatilitas besar di pasar tradisional maupun kripto. Pola yang serupa terjadi pada awal tahun ini di mana setelah expiry Maret 2025, Bitcoin mengalami penurunan sekitar 17% dalam beberapa minggu. Expiry Juni juga menyebabkan harga Bitcoin turun di bawah USD 100,000. Dengan expiry kali ini, para trader siap menghadapi potensi pergerakan tajam dalam waktu dekat.