Aktivis penolak geothermal, Rudolfus Oktavianus Ruma alias Vian, ditemukan tewas di sebuah gubuk di Sikusama, Desa Tonggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur pada Jumat, 5 September 2025. Kondisi Vian yang ditemukan tergantung namun kaki menyentuh lantai menimbulkan kejanggalan dan mendorong rekan-rekannya untuk menuntut penyelidikan lebih lanjut dari pihak kepolisian. Sebelum ditemukan meninggal, Vian hilang kontak selama dua hari dan jenazahnya pertama kali ditemukan oleh warga sekitar sebelum diangkut ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Keluarga Vian melaporkan kematian ini ke Polsek Nangaroro pada Ahad, 7 September 2025, dan kepolisian mulai melakukan penyelidikan serta memeriksa saksi-saksi terkait kasus ini. Meskipun beberapa rekan Vian melaporkan perubahan dalam perilakunya sebelum kematiannya, tidak ada yang yakin bahwa ia bunuh diri. Efraim Mbomba Reda dari KOPI menekankan pentingnya penyelidikan yang transparan dan sesuai prosedur.
Kematian Vian juga telah dikonfirmasi oleh sesama aktivis, Magdalena Eda Tukan, namun belum ada kesimpulan pasti terkait penyebab kematian. Di lokasi penemuan, ditemukan tas hitam, telepon genggam, helm, dan sepeda motor Honda CRF. Rudolfus Oktavianus Ruma dikenal sebagai aktivis lingkungan yang menolak proyek Geothermal di Flores, NTT, dan telah aktif menyuarakan dampak negatif proyek tersebut terhadap lingkungan dan masyarakat adat setempat. Menyusul kematian Vian, masyarakat menuntut penyelidikan yang menyeluruh untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi tersebut.