Marcus Rashford, penyerang Manchester United yang diasingkan, memberikan penilaian tajam terhadap kondisi tim asal Liga Primer tersebut. Menurut Rashford, United masih terjebak di “tanah tak bertuan” karena seringkali mengganti pelatih dengan filosofi yang berbeda. Rashford sendiri belum bermain untuk United sejak Desember setelah perselisihan dengan pelatih Ruben Amorim. Dia menghabiskan paruh kedua musim lalu dengan status pinjaman di Aston Villa sebelum bergabung dengan Barcelona bulan lalu. Rashford, yang sebelumnya menjadi andalan lini serang United, mengungkapkan bahwa pengalaman di luar Old Trafford telah memberikannya perspektif baru terhadap keadaan klub yang finis di posisi ke-15 musim lalu.
Menurut Rashford, United perlu memulai sebuah transisi yang sesungguhnya dengan membuat rencana yang jelas dan mengikuti rencana tersebut. Dia memberikan contoh dengan klub sekompetitor, Liverpool, yang mengalami masa sulit namun berhasil bangkit dengan mempertahankan manajer Jurgen Klopp. United sendiri telah mengalami beberapa pergantian manajer sejak kepergian Sir Alex Ferguson, dengan setiap manajer membawa gaya bermain yang berbeda. Rashford mengkritik kebijakan reaktif klub dalam merekrut pemain yang sesuai dengan ‘sistem’ saat ini, tanpa kesinambungan yang jelas.
United sendiri belum berhasil meraih gelar Liga Primer sejak musim 2012-2013 di bawah asuhan Ferguson. Pergantian manajer yang sering terjadi di klub tersebut dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja mereka. Rashford menyoroti pentingnya adopsi prinsip bermain ala United di seluruh lini tim, termasuk akademi, sebagai fondasi kesuksesan yang terbukti di masa lalu. Sebagai penyerang yang juga memperhatikan masalah taktil dalam sepakbola, Rashford berharap United dapat mengambil pelajaran dari rival-rivalnya untuk membangun kembali fondasi yang kuat dan konsisten.
