Koreksi ini terjadi akibat penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga yang diperkirakan akan dilakukan dalam waktu dekat, dengan peluang penurunan suku bunga pada bulan September menurun dari 63,7% menjadi 47,1% berdasarkan data CME FedWatch. Analis dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa keputusan The Fed ini meningkatkan ketidakpastian di pasar kripto, namun tidak mengubah tren jangka menengah Bitcoin secara signifikan. Bitcoin tetap dalam tren naik secara struktur makro meskipun mengalami koreksi ke bawah USD 118.000 karena minimnya minat investor dan trader untuk memasuki pasar. Fyqieh menegaskan bahwa BTC masih kuat walaupun situasi makroekonomi belum sepenuhnya pulih, dan menyatakan bahwa potensi rebound hingga rekor harga tinggi di kisaran USD 126.000–USD 130.000 masih terbuka jika Bitcoin dapat bertahan di atas level support penting USD 115.780 atau setara dengan Rp1,9 miliar. Namun, jika support tersebut tidak bertahan, harga bisa turun lebih jauh ke US$113.800, namun tetap dalam konteks koreksi yang sehat.