Puji Rahayu, seorang wanita muda asal Tuban, Jawa Timur, mengalami nasib tragis saat ditemukan tewas di sebuah area persawahan pada 23 Juni 2025. Pelaku pembunuhan tersebut ternyata adalah kekasihnya sendiri, Sulthon Farid. Kejadian itu terjadi pada 21 Juni 2025, dan dalam rekonstruksi yang dilakukan di Mapolres Tuban, Sulthon memperagakan 38 adegan yang mengungkap kronologi kejadian mulai dari pertemuan hingga aksi kekerasan yang mengakibatkan kematian Puji.
Sulthon awalnya berencana pergi ke Sidoarjo untuk mengurus dokumen kependudukan pada tanggal 20 Juni 2025, dan Puji yang bekerja di sebuah toko buah di Singgahan meminta Sulthon untuk menjemputnya. Meskipun Puji sebenarnya tidak perlu dijemput, ia bersikeras karena akan diantar oleh kekasihnya. Setelah sampai di dekat rumahnya, Puji meminta dijemput lagi tanpa sepengetahuan orang tuanya dan keduanya berboncengan ke arah Bangilan kemudian berhenti di sebuah area persawahan yang sering disebut sebagai ‘jalan cinta’.
Obrolan menjadi pertengkaran ketika Puji menuntut kejelasan status hubungan mereka, dan akhirnya mereka pindah ke lokasi lain di Singgahan. Setelah hubungan intim, mereka kembali bertengkar, dengan Puji menampar wajah Sulthon hingga terjadi aksi kekerasan yang fatal. Tubuh Puji ditemukan dua hari setelah kejadian dalam kondisi yang mengenaskan.
Keluarga melaporkan kehilangan Puji sebelum polisi menemukan jasadnya. Penyelidikan mengarah pada Sulthon sebagai tersangka, dan polisi langsung mengamankannya. Proses hukum terhadap pelaku terus berjalan untuk memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya serta sebagai pengingat akan pentingnya mengelola komunikasi dan emosi dalam hubungan pribadi dengan sehat.
