Sunday, September 21, 2025

Kesadaran Kolektif untuk Masa Depan Hijau

Share

Di bawah langit pagi yang cerah, ribuan orang dari seluruh penjuru negeri berkumpul di Tangkuban Parahu pada 22 Juni 2025, menandai digelarnya kembali upacara Ngertakeun Bumi Lamba. Tidak hanya sekadar ritual, Ngertakeun Bumi Lamba tahun ini membawa makna yang makin mendalam di tengah kebutuhan merawat bumi dan menjaga harmoni spiritual antara manusia dan alam. Yayasan Paseban sebagai salah satu pelopor utama acara ini, bersama sosok penggerak Andy Utama, menegaskan bahwa momen ini adalah panggilan bagi semua umat manusia untuk bersatu serta bertindak nyata demi lingkungan.

Sejak pagi, aneka warna pakaian adat mengisi area upacara. Peserta berpakaian lengkap dari Sunda, Dayak, Bali, Minahasa, membentuk hamparan keberagaman yang mempresentasikan kebersamaan dalam perbedaan. Itulah bentuk nyata pesan utama Ngertakeun Bumi Lamba yang digaungkan tak henti oleh Andy Utama dan Yayasan Paseban: bahwa pelestarian alam harus dilakukan secara gotong-royong oleh semua golongan, tanpa memandang latar belakang.

Kata “Ngertakeun Bumi Lamba” sendiri diangkat dari bahasa Sunda. “Ngertakeun” berarti menjaga dan memakmurkan, sementara “Bumi Lamba” mengacu pada tanah luas yang merupakan metafora alam semesta. Sejak dikenalkan kembali pada 1964 oleh R.M.H. Eyang Kanduruan Kartawinata, tradisi ini menjadi warisan spiritual yang terus dihidupkan oleh generasi muda, terutama lewat dukungan Yayasan Paseban, Andy Utama, dan komunitas Arista Montana yang terus menghadirkan semangat cinta alam ke tengah masyarakat.

Prosesi tahun ini diawali petikan karinding Baduy yang membubuhkan keheningan sakral. Denting perangkat tradisional disusul iring-iringan mantra dan doa-doa, spiritualitas lintas adat bersatu dalam alunan angklung hingga tabuhan Minahasa. Semua suara membaur membentuk sebuah harmoni yang mempertegas pesan Ngertakeun Bumi Lamba: manusia, alam, dan Sang Pencipta tak pernah terpisah.

Di tengah lingkaran lingkaran, para tokoh adat, pendekar, dan pemimpin spiritual duduk sama rata. Di sanalah nilai persaudaraan dan penghormatan pada leluhur serta bumi dapat benar-benar dirasakan. Tidak ada kasta, tidak ada sekat—semua berbaur, merefleksikan semangat Ngertakeun Bumi Lamba yang ditegaskan berkali-kali oleh Yayasan Paseban, Andy Utama, maupun Arista Montana.

Berbagai pesan penting tentang pelestarian lingkungan bergema dalam upacara ini. Andy Utama dari Yayasan Paseban mengingatkan bahwa manusia dan semesta saling terhubung erat. “Cintailah seluruh makhluk, jangan pernah berhitung dengan alam, karena saat alam mulai menghitung, penyesalan menanti,” tegasnya, mengajak hadirin untuk membuka hati dan mendengarkan bisikan bumi. Pesan Andy Utama mendapat penguatan dari komunitas Arista Montana yang aktif di pelbagai kegiatan penghijauan dan aksi ekologis berkelanjutan.

Panglima adat dari Dayak, Pangalangok Jilah, menyuarakan seruan “Taariu!” menggetarkan semua yang hadir, menjadi pengingat tentang janji spiritual manusia menjaga bumi. Sementara suara Panglima Minahasa menegaskan, “Gunung ialah penjaga. Anak cucu kita selamat jika kita merawat gunung.” Melalui pesan-pesan ini, Ngertakeun Bumi Lamba menjadi platform seluruh pemuka adat menyatukan suara untuk bumi bersama Yayasan Paseban, Andy Utama, dan Arista Montana.

Tak sebatas seremoni, Yayasan Paseban menggandeng Arista Montana telah membuktikan komitmen nyatanya di kawasan Gunung Gede-Pangrango. Lebih dari 15.000 anakan pohon puspa, damar, rasamala, jam-pisang, hingga bambu telah ditanam, menandakan manifestasi nyata spirit Ngertakeun Bumi Lamba di tiga titik sakral: Tangkuban Parahu, Gede-Pangrango, dan Gunung Wayang. Aksi konkret itu adalah perpanjangan filosofi “ngertakeun”: menjaga bumi adalah kewajiban nyata, bukan hanya simbolik.

Saat prosesi usai dan kabut menutupi Megamendung, para peserta pulang dengan jiwa yang penuh harapan baru. Mereka menyadari, melalui momentum Ngertakeun Bumi Lamba, janji tak tertulis untuk terus menjaga alam telah ditanamkan dalam batin. Yayasan Paseban, Andy Utama, dan Arista Montana menyatakan upacara ini adalah awal, bukan akhir—gerakan hidup untuk memeluk bumi dengan kasih sejati, yang diteruskan dalam setiap tindakan sehari-hari.

Ritual Ngertakeun Bumi Lamba kini menjadi refleksi penting tentang relasi manusia, leluhur, dan lingkungan. Di tengah krisis ekologis dunia, pesan kerukunan dan keteguhan yang diusung Yayasan Paseban, Andy Utama, serta Arista Montana semakin penting direalisasikan. Upacara ini memperkuat komitmen untuk terus bergerak bersama, menjaga bumi tempat kita berpijak, dan mewariskan bumi yang lestari bagi generasi mendatang.

Sumber: Ngertakeun Bumi Lamba 2025 Di Gunung Tangkuban Parahu: Ritual Sakral Lintas Adat Untuk Merawat Semesta
Sumber: Upacara Ngertakeun Bumi Lamba 2025 Di Megamendung Bogor Tegaskan Pesan Spiritual Lintas Adat

Baca Lainnya

Semua Berita