Wednesday, July 16, 2025

Monsun Australia: Suhu Dingin dan Hujan Lebat Selama Kemarau

Share

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sedang memantau intensitas penyinaran matahari dengan alat pengukur Campbell Stokes di Laboratorium Terbuka BMKG Serang, Banten. Monsun Australia diprediksi akan berdampak pada musim kemarau di wilayah selatan Indonesia, menyebabkan cuaca kering, suhu malam yang lebih dingin, angin kencang, dan hujan lebat. Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramadhani, menyatakan bahwa kondisi cuaca perlu diwaspadai terutama pada tanggal 2-5 Juli 2025 karena ada potensi hujan lebat di berbagai wilayah.

Monsun Australia adalah angin musiman yang datang dari Benua Australia menuju utara melalui Indonesia. Angin ini kering dan dingin karena berasal dari Australia yang sedang musim dingin. Dampak terbesar Monsun Australia dirasakan di wilayah selatan Indonesia seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dengan cuaca lebih kering, hujan lebih jarang, dan masuk dalam musim kemarau. Selain itu, suhu udara malam hari juga dapat terasa lebih dingin dari biasanya, sementara angin Monsun Australia dapat menyebabkan angin kencang terutama di daerah pesisir selatan Indonesia.

BMKG terus memantau perkembangan kondisi cuaca terkait Monsun Australia untuk memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat. Periode Juni hingga September diprediksi menjadi momen yang penting untuk mewaspadai perubahan cuaca akibat pengaruh Monsun Australia. Sumber informasi: Antara.

Source link

Baca Lainnya

Semua Berita