Wednesday, July 16, 2025

Sistem Kepangkatan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta: Sejarah dan Tradisi

Share

Keraton Yogyakarta, sebagai pusat budaya Jawa, menghidupkan tradisi dan keberadaan Abdi Dalem sebagai elemen penting dalam kehidupan keraton. Abdi Dalem bukan hanya mengemban tugas administratif dan protokoler, tetapi juga menjalankan peran sebagai abdi budaya, mencerminkan nilai-nilai luhur Jawa. Mereka bekerja tanpa alas kaki, menggunakan pakaian peranakan yang simbolis, dan saling memanggil dengan sebutan “kanca” untuk menunjukkan kesetaraan di antara mereka.

Abdi Dalem dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Punakawan dan Keprajan. Punakawan terbagi menjadi Tepas dan Caos, sementara Keprajan berasal dari kalangan TNI, Polri, atau PNS yang sudah pensiun. Ada juga kelompok Keparak, yang tugasnya paling dekat dengan Sultan. Proses pengangkatan dan kenaikan pangkat Abdi Dalem memiliki sistem yang terstruktur dengan proses wisuda dua kali setahun.

Meskipun materi yang diterima relatif kecil, Abdi Dalem tidak tergantung pada gaji, melainkan pada ketenteraman batin, rasa syukur, dan harapan untuk mendapat berkah dari Sultan. Banyak dari mereka yang juga memiliki usaha di bidang seni dan budaya, menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dengan pendidikan tinggi dan keahlian modern.

Dengan nilai-nilai seperti Nyawiji, Greget, Sengguh, dan Ora Mingkuh yang menjadi pedoman moral, Abdi Dalem menjaga martabat diri, keraton, dan budaya Jawa. Keberadaan mereka adalah manifestasi dari pengabdian, loyalitas, dan pelestarian budaya. Di tengah perubahan zaman, Abdi Dalem tetap menjadi penyangga utama eksistensi Keraton Yogyakarta sebagai simbol budaya dan warisan sejarah bangsa.

Source link

Baca Lainnya

Semua Berita