Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menegaskan bahwa AS adalah penyebab utama dari tindakan permusuhan yang dilakukan oleh Israel terhadap Iran. Pezeshkian menyatakan bahwa Iran saat ini sedang menyiapkan serangan balasan terhadap AS. Meskipun awalnya AS berusaha menyembunyikan peran mereka, namun setelah respon tegas dari angkatan bersenjata Iran dan ketidakmampuan rezim Zionis, AS akhirnya terungkap.
Saat ini, Iran menunjukkan kesiapan untuk mengesampingkan perbedaan dan mengaktifkan potensi besar masyarakat. Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) telah memperingatkan AS untuk bersiap menghadapi pembalasan. IRGC berkomitmen untuk menggunakan opsi di luar pemahaman AS dan Israel serta memastikan bahwa kedua negara tersebut akan menyesali respon mereka.
Menyikapi ancaman dari AS, IRGC menyatakan bahwa pembalasan merupakan hak sah mereka untuk membela diri. Mereka tidak akan terintimidasi oleh tuntutan Trump dan pemerintahan Israel. IRGC menegaskan bahwa AS tidak belajar dari kegagalan masa lalu dan mereka akan menanggung akibatnya setelah menyerang Iran.
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, mengakui bahwa AS telah menyiapkan serangan selama berbulan-bulan. Dengan persiapan dan penargetan yang cermat, AS akan siap tindak saat Presiden Amerika Serikat memerintahkan. AS meluncurkan pesawat pembom B-2 dari Amerika Serikat untuk menuju sasaran mereka dalam operasi Midnight Hammer. Selama operasi tersebut, AS melakukan manuver penipuan dan pengelabuan untuk melindungi pesawat.
Dalam konferensi pers di Pentagon, Jenderal AS, Dan Caine, menjelaskan bahwa serangan terhadap Iran telah direncanakan dan dilaksanakan secara menyeluruh. Meskipun iritasi dari Iran terlihat minim, namun AS memastikan bahwa mereka telah mengamankan jalannya operasi dengan baik.