Salah satu bursa kripto terbesar di Iran, Nobitex, dilaporkan mengalami serangan siber dengan kerugian lebih dari USD 90 juta atau sekitar Rp 1,47 triliun menurut laporan firma analitik blockchain, Elliptic. Serangan ini terjadi pada Rabu dan diyakini memiliki motif politik. Dana tersebut ditarik dari dompet milik Nobitex ke dompet kripto yang menyampaikan pesan anti-pemerintah.
Pesan tersebut secara terang-terangan menyebut Korps Garda Revolusi Islam Iran, memperkuat dugaan bahwa serangan ini bukan semata-mata demi untung finansial, melainkan sebagai bentuk protestasi politik. Chainalysis juga mengkonfirmasi insiden ini dan mengungkap bahwa berbagai jenis aset digital seperti bitcoin, ethereum, dogecoin, ripple, solana, tron, dan ton juga dicuri dalam peretasan tersebut.
Kelompok peretas yang mengidentifikasi diri sebagai Gonjeshke Darande atau “Predatory Sparrow” mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka bahkan mengancam untuk merilis kode sumber dari platform Nobitex. Pada saat postingan kelompok peretas muncul, situs bursa Nobitex dilaporkan dalam keadaan offline. Kelompok yang sama sebelumnya juga mengakui keterlibatan mereka dalam serangan siber terhadap Bank Sepah, bank milik negara Iran, yang terjadi pada minggu yang sama.
Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya konflik antara Iran dan Israel, yang kembali memanas pada Jumat sebelumnya dan berlanjut dengan serangan rudal antara kedua negara.