Fenomena kebangkitan kembali ponsel Blackberry, yang pada masa kejayaannya populer di era 2000-an, kini menarik perhatian Generasi Z (Gen Z) di tengah dominasi ponsel pintar Android dan iPhone. Tagar #blackberry ramai digunakan di TikTok, sudah lebih dari 127 ribu kali, menampilkan video-video Gen Z yang menunjukkan perangkat Blackberry mereka. Ketertarikan Gen Z terhadap Blackberry, sebagian dipicu oleh kejenuhan terhadap ponsel pintar dan harga yang dianggap lebih terjangkau daripada iPhone baru. Ada yang melihat tren ini sebagai gerakan anti-ponsel pintar untuk meningkatkan interaksi sosial di dunia nyata dan mengurangi kecanduan konten digital.
Menurut kolumnis teknologi asal Montreal, Pascal Forget, ponsel pintar sudah tidak memberikan kesenangan seperti dulu. Awalnya menyenangkan, namun kini menjadi kecanduan sehingga mendorong orang untuk kembali ke perangkat sederhana. Sebuah studi dari Pew Research Center pada tahun 2024 menunjukkan bahwa hampir setengah remaja merasa selalu terhubung secara online, meningkat dari 24 persen satu dekade sebelumnya. Ada yang bahkan merasakan getaran palsu dari notifikasi ponsel pintar dan secara refleks mengecek ponsel.
Charlie Fisher, mahasiswa 20 tahun, menceritakan pengalaman detoks digital dengan mengganti iPhone-nya dengan ponsel lipat. Ia tidak menyesali keputusannya dan merasa seperti kembali ke masa kecil dengan perubahan gaya hidup tanpa ponsel pintar. Fisher kini lebih menghargai dunia nyata dan emosinya. Kebangkitan kembali ponsel Blackberry di kalangan Gen Z menunjukkan bahwa ada keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada ponsel pintar dan lebih menghargai interaksi sosial serta pengalaman nyata.
