Serangan jantung atau infark miokard merupakan masalah kesehatan serius yang menyebabkan banyak kematian setiap tahunnya. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 17,7 juta orang meninggal akibat penyakit jantung, di mana sebagian besar disebabkan oleh serangan jantung dan stroke. Menariknya, sebanyak 80 persen kasus serangan jantung terjadi secara tiba-tiba, meningkatkan urgensi untuk memahami penyebabnya.
Para ahli kesehatan khususnya tertarik pada fenomena serangan jantung yang sering terjadi di pagi hari. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa risiko serangan jantung lebih tinggi pada waktu pagi, khususnya antara pukul 06.00 hingga 12.00. Terdapat beberapa faktor yang diyakini berkontribusi pada peningkatan risiko ini, seperti pelepasan hormon stres saat bangun tidur, kemungkinan pembekuan darah yang lebih tinggi, dehidrasi akibat kurang cairan, serta gangguan tidur seperti sleep apnea dan insomnia.
Mendeteksi serangan jantung di pagi hari mungkin lebih sulit karena gejalanya cenderung mendadak dan seringkali fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Gejala seperti nyeri dada, sakit kepala, kesemutan, kelelahan ekstrem, hingga sesak napas perlu diperhatikan dengan serius. Pencegahan menjadi kunci penting untuk mengurangi risiko serangan jantung, mulai dari menjalani gaya hidup sehat, berolahraga, hingga mengelola stres dengan baik.
Meskipun serangan jantung di pagi hari mungkin lebih mengejutkan, deteksi dini dan pengelolaan risiko dapat membantu mencegah konsekuensi yang lebih buruk. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala mencurigakan, dan menjalani pemeriksaan rutin terutama bagi individu dengan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung. Dengan demikian, kita dapat lebih waspada terhadap serangan jantung dan menjaga kesehatan jantung secara menyeluruh.