Militer Israel mengalami kehilangan dua tentara dalam ledakan gedung di Jalur Gaza selatan yang terjadi hari Jumat lalu. Empat orang tewas dan lima lainnya mengalami luka-luka, termasuk tentara dari pasukan elite teknik tempur Yahalom. Menurut laporan the Times of Israel, kematian tersebut menandai perlawanan yang masih kuat dari pejuang Palestina di Gaza.
Infrastruktur pejuang Palestina, termasuk terowongan, di Khan Younis dimasuki oleh tentara Israel untuk membersihkannya. Namun, bangunan tersebut dipasangi jebakan yang mengakibatkan ledakan dan menimpa tentara yang berada di dalamnya. Tindakan ini menyebabkan empat tentara tewas dan lima lainnya terluka, termasuk satu dalam keadaan serius. Insiden ini terjadi di pinggiran kota Khan Younis, Bani Suheila.
Abu Ubaidah, juru bicara sayap militer Hamas, mengungkapkan bahwa kelompok perlawanan Palestina akan terus melancarkan serangan terhadap operasi IDF di Gaza. Meskipun terjadi kerugian, Brigjen Jenderal Effie Defrin dari IDF menjelaskan bahwa pemasukan ke bangunan di Gaza terkadang merupakan pilihan satu-satunya untuk melakukan penyelidikan terowongan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan kepedihan dan kesulitan atas kehilangan empat tentara yang berjuang untuk keamanan negara. Sementara itu, Presiden Isaac Herzog menekankan bahwa perang memiliki konsekuensi yang berat, namun juga memuat komitmen besar terhadap para pejuang yang mengorbankan nyawa demi keamanan. Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa delapan tentara Israel tewas dalam seminggu terakhir, dengan Kepala Staf Eyal Zamir menyetujui rencana operasional baru untuk melanjutkan pertempuran di Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melaporkan angka korban meningkat, dengan 862 tentara tewas dan hampir 6.000 orang lainnya terluka. Meskipun angka resmi disampaikan oleh militer Israel, para pengamat menyayangkan adanya dugaan penyembunyian kerugian di medan perang.
