Idul Adha tahun ini di Jalur Gaza tanpa keceriaan dan tradisi kurban seperti biasanya. Perang dan blokade Israel telah membuat masyarakat Gaza kehilangan akses daging segar dan kebutuhan pokok lainnya. Ternak lokal yang tersisa pun terbatas dan dijual dengan harga yang sangat mahal, membuat warga hanya bisa melihat tanpa mampu membeli. Di tengah kondisi sulit ini, masyarakat Gaza berjuang untuk merayakan Idul Adha dengan sebatas yang mereka miliki.
Tradisi Idul Adha yang semestinya diramaikan dengan kegembiraan dan kurban, kini digantikan dengan kesulitan dan keterbatasan. Warga Gaza harus berjuang untuk mendapatkan kebutuhan pokok sehari-hari, karena blokade telah menghancurkan kemampuan Gaza untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Pasokan daging, buah, sayuran, bahkan pakaian pun mulai langka di pasaran. Sedangkan akses bantuan kemanusiaan juga sulit, karena hambatan yang diberlakukan oleh Israel.
Blokade yang telah berlangsung cukup lama juga berdampak pada kondisi psikologis masyarakat Gaza. Mereka harus berjuang untuk mencari kebahagiaan dalam keterbatasan yang ada. Momen Idul Adha yang seharusnya meriah dan berdampak ekonomi bagi pedagang, kini hanya menjadi kenangan dan keinginan. Masyarakat Gaza terpaksa berjuang untuk menyambut hari Idul Adha dengan segala keterbatasan yang ada.