Sebuah kasus penipuan belanja online di Surabaya membuat salah seorang warga, Ayu, merasa tidak puas dengan layanan pelaporan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Surabaya. Ayu merasa tidak mendapatkan pelayanan optimal ketika melaporkan kasus penipuan yang dialaminya pada Selasa malam. Ia bercerita bahwa setelah datang ke SPKT dan naik ke lantai dua untuk melaporkan kasusnya, ia kemudian diminta untuk turun lagi mencari tempat fotokopi dan mencetak sendiri dokumen-dokumen yang diperlukan.
Ayu merasa kecewa karena tidak segera dilayani oleh petugas, meskipun ia telah menginformasikan bahwa ia adalah korban penipuan online dengan kerugian sebesar Rp1,8 juta. Ia merasa heran ketika petugas tidak memiliki waktu untuk mengetik dan mencetak dokumen pelaporan. Akibatnya, Ayu harus menghabiskan waktu dua jam untuk mencari tempat fotokopi dan print di berbagai lokasi di Surabaya Utara, namun dokumen yang ia serahkan kembali ke SPKT tidak lengkap karena keterbatasan fasilitas.
Meskipun sudah kembali dengan dokumen yang diminta, laporan yang diajukan oleh Ayu belum ditindaklanjuti, membuatnya merasa frustrasi setelah menghabiskan total dua setengah jam di Polrestabes Surabaya. Ayu bahkan mengklaim bahwa dirinya bukan satu-satunya korban dari pelaku penipuan tersebut.
Ayu berharap pihak kepolisian segera menindaklanjuti laporan tersebut dan menghentikan aksi penipuan serupa untuk mencegah terjadinya korban-korban selanjutnya. Di sisi lain, Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanti, menjelaskan bahwa kondisi tersebut hanya terjadi karena kesalahpahaman. Rina menegaskan bahwa pelayanan kepada masyarakat tetap menjadi prioritas utama, dan semua tindakan petugas akan dilakukan sesuai dengan Standard Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Menurut Rina, petugas akan membantu pengadu untuk membuat aduan tertulis sendiri jika belum ditemukan unsur pidana dalam laporan yang disampaikan.
