Pesaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam penguasaan antariksa telah lama menjadi topik yang menarik sejak zaman Perang Dunia hingga Perang Dingin. Perlombaan ini melibatkan pengembangan teknologi canggih dan eksplorasi ke luar angkasa, yang dikenal sebagai “Kemandirian Antariksa”.
Meskipun sejak pendaratan terakhir di bulan pada tahun 1972, upaya eksplorasi antariksa manusia terhenti, namun kemajuan teknologi memungkinkan eksplorasi yang lebih detail menggunakan drone, satelit, dan rover drone. Meskipun demikian, dominasi eksplorasi antariksa masih dimiliki oleh beberapa negara saja.
Dengan adanya teknologi baru, banyak negara kini memiliki kesempatan untuk memulai program antariksa mereka sendiri, memicu perlombaan antariksa baru. Diskusi publik di CIReS LPPSP FISIP UI bertajuk “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global” menyoroti pentingnya Indonesia dalam percaturan antariksa global.
Dalam diskusi tersebut, para narasumber menyoroti kendala yang dihadapi oleh program Antariksa Indonesia, termasuk kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Perlu adanya edukasi yang lebih kuat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sektor keantariksaan.
Kesimpulannya, kemandirian antariksa Indonesia harus didukung oleh semua pihak. Pemerintah dan masyarakat perlu meningkatkan pemahaman tentang pentingnya sektor keantariksaan agar generasi mendatang memiliki pengetahuan dan kesadaran yang cukup untuk mewujudkan cita-cita Indonesia di jagat antariksa. Semua ini bertujuan untuk membawa bangsa ini bersaing dengan bangsa lain di era perlombaan antariksa global yang baru.
Sumber: Kemandirian Antariksa Dan RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional: Strategi Indonesia Hadapi Era Baru Perlombaan Antariksa
Sumber: Kemandirian Antariksa, Era Baru Perang Bintang Indonesia?