Monday, June 23, 2025

Menuju Kemandirian Antariksa: Peluang dan Hambatan di Indonesia

Share

Kemandirian Antariksa kembali menjadi topik utama dalam diskusi publik yang diselenggarakan oleh CIReS FISIP UI. Diskusi ini bertema “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global” dan dilaksanakan di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI pada hari Selasa (27/05).

Dekan FISIP UI, Prof. Semiarto Aji Purwanto, menyampaikan apresiasi atas inisiatif CIReS FISIP UI dalam mengadakan seminar terkait isu krusial ini. Menurutnya, Kemandirian Antariksa bukanlah pilihan lagi melainkan suatu keharusan bagi Indonesia agar dapat mempertahankan kedaulatan di tengah persaingan global yang semakin sengit. Negara-negara besar saat ini sedang berlomba-lomba mengembangkan teknologi satelit dan misi luar angkasa, sehingga Antariksa menjadi arena kompetisi strategis yang dapat menentukan posisi suatu negara. Oleh karena itu, FISIP UI berkomitmen untuk mendukung peningkatan kapasitas Indonesia dalam bidang strategis ini, termasuk di bidang Antariksa.

Prof. Thomas Djamaluddin, Keynote Speaker dalam diskusi tersebut, menekankan pentingnya kebijakan dan program nasional dalam mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di tengah rivalitas global. Penguasaan ruang angkasa diharapkan dapat diwujudkan melalui penelitian, pengembangan, dan perekayasaan teknologi penerbangan serta antariksa, serta melalui peluncuran wahana antariksa dengan membangun bandar antariksa di wilayah Indonesia. Keberlanjutan, ekonomi, dan keamanan merupakan tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam bidang Antariksa. Indonesia memiliki visi untuk mengembangkan industri aeronautika nasional, industri roket dan satelit nasional, serta Earth Observation System (EOS) untuk keberlanjutan pengamatan dan penginderaan jauh.

Perkembangan teknologi Antariksa menjadi penentu kekuatan dan kedaulatan suatu negara di era global saat ini. Penguasaan terhadap ruang angkasa tidak hanya menjadi simbol kemajuan sains dan teknologi, tetapi juga berperan strategis dalam berbagai aspek, termasuk pertahanan, keamanan, ekonomi, dan pembangunan nasional. Dinamika perkembangan teknologi Antariksa saat ini mengalami kemajuan seiring dengan munculnya aktor-aktor baru non-negara, seperti perusahaan swasta, yang turut bersaing dalam penciptaan teknologi terbaru untuk eksplorasi ruang antariksa.

Asra Virgianita, Ph.D., dalam diskusi tersebut menyoroti dominasi negara-negara maju dan perusahaan swasta dalam industri Antariksa global yang kurang inklusif bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Keberadaan perusahaan teknologi besar dan negara kaya dalam mengendalikan sumber daya utama serta menetapkan agenda strategis dapat membatasi akses negara-negara berkembang dalam manfaat teknologi Antariksa. Hal ini juga mempengaruhi geopolitik dunia di mana penguasaan Antariksa menjadi faktor penentu posisi dan pengaruh suatu negara di tingkat global.

Prof. Dr. Fredy B. L. Tobing, selaku Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional UI, menekankan pentingnya memanfaatkan diplomasi Antariksa dalam memperkuat posisi Indonesia di tingkat regional dan global. Indonesia perlu jelas dalam agenda setting pengembangan Antariksa agar tidak tertinggal dalam kompetisi global. Indonesia juga perlu aktif dalam mempersiapkan kapasitas nasional dan kebijakan yang relevan agar dapat berperan optimal dalam tata kelola ruang Antartika regional dan global. Ini sejalan dengan prinsip bahwa ruang antariksa harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara damai.

Sumber: FISIP UI Bahas Kemandirian Antariksa Indonesia Dan RUU Ruang Udara Dalam Sorotan Global
Sumber: FISIP UI Mengadakan Diskusi Publik Kemandirian Antariksa Indonesia Di Tengah Rivalitas Global

Baca Lainnya

Semua Berita