Monday, June 23, 2025

Kolaborasi Lintas Sektor Kunci Kemandirian Antariksa Indonesia

Share

Dalam era di mana teknologi terus berkembang dengan pesat, tantangan dan peluang dalam bidang antariksa semakin menarik perhatian, termasuk di Indonesia.

Diskusi publik dengan topik “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global” telah dilaksanakan oleh Center for International Relations Studies (CIReS) dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Politik (LPPSP) FISIP Universitas Indonesia. Diskusi ini memberikan pandangan strategis mengenai bagaimana Indonesia bisa memainkan peran penting dalam konteks antariksa global.

Diskusi ini dihadiri oleh berbagai tokoh nasional dari berbagai sektor, mulai dari akademisi, pemerintah, militer, hingga media.

Kegiatan ini pertama kali dibuka oleh Prof. Semiarto Aji Sumiarto, Dekan FISIP UI, yang menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antarsektor dalam membangun kemandirian antariksa.

Diskusi dipandu oleh Vahd Nabyl Achmad Mulachela, S.IP., M.A., Plt. Kepala Pusat Strategi Kebijakan Multilateral di Kementerian Luar Negeri RI, dengan keynote speech dari Prof. Thomas Djamaluddin, Peneliti Ahli Utama BRIN sekaligus Kepala LAPAN periode 2014-2021.

Prof. Thomas Djamaluddin menekankan bahwa penguasaan teknologi antariksa sangat penting untuk kedaulatan dan daya saing negara. Menurutnya, teknologi antariksa akan menjadi bagian utama dalam ekonomi global, dan Indonesia harus berubah dari sekadar pengguna menjadi produsen dalam ekosistem ekonomi antariksa.

Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim juga menyoroti pentingnya pengelolaan ruang antariksa sebagai domain strategis.

Ia menegaskan bahwa tanpa langkah strategis yang terintegrasi dengan baik, Indonesia berisiko tertinggal dalam persaingan global yang semakin ketat.

Dari sudut pandang Asosiasi Antariksa Indonesia, Anggarini S., M.B.A., menyoroti bahwa ketergantungan Indonesia pada negara lain untuk teknologi dan peluncuran satelit masih menjadi hambatan utama.

Menurutnya, kemandirian antariksa adalah fondasi bagi ketahanan nasional dan Indonesia harus membangun ekosistem antariksa yang komprehensif. Dr. Dave Laksono, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, juga menekankan pentingnya kedaulatan teknologi, sumber daya manusia, dan regulasi untuk Indonesia.

Ia menyatakan bahwa pengelolaan antariksa merupakan indikator kekuatan geopolitik dan Indonesia harus memperkuat kapasitas teknologi, sumber daya manusia, dan regulasi dalam negara.

Bappenas, melalui Yusuf Suryanto, Direktur Transmisi, Ketenagalistrikan, Kedirgantaraan, dan Antariksa Kedeputian Bidang Infrastruktur, menjelaskan bahwa kemandirian antariksa memerlukan kerangka pembiayaan yang kuat dan strategi lintas sektor yang konsisten.

Ia menegaskan bahwa tanpa dukungan yang kuat dari sisi keuangan dan kerjasama lintas sektor, Indonesia berisiko tertinggal dalam kompetisi ekonomi global di bidang antariksa.

Ditutup dengan kritik dari mahasiswa dan pengamat, yang menyoroti lambatnya kemajuan antariksa di Indonesia. Nia, seorang mahasiswa Universitas Pertahanan, mengangkat isu kurangnya dukungan politik terhadap sektor antariksa.

Hal ini disetujui oleh Dr. Dave Laksono, yang mengakui bahwa kesadaran publik terhadap pentingnya antariksa masih rendah. Diskusi ini menutup dengan optimisme terhadap masa depan kemandirian antariksa Indonesia, namun tetap menyadari adanya tantangan yang harus diatasi.

Sumber: Strategi Indonesia Menuju Kemandirian Antariksa Lewat RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional
Sumber: Mengukur Langkah Strategis Indonesia Menuju Kemandirian Antariksa Di Era Kompetisi Global

Baca Lainnya

Semua Berita