Pentingnya Membangun Komunikasi Publik yang Konsisten untuk Koperasi Merah Putih
Dalam acara talkshow “Bedan Program Prioritas Prabowo: Koperasi Merah Putih” yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Fikom Unpad, para pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, dan komunitas profesional komunikasi menekankan urgensi membangun sistem komunikasi publik yang jelas, konsisten, dan akuntabel untuk memperkuat program strategis nasional Koperasi Merah Putih. Afif Thosin Roy Akhmad, Direktur Pengembangan Lembaga Dana Bergulir Kementerian Koperasi (LPDB-Kemenkop), menyampaikan bahwa target pembentukan 80 ribu unit koperasi hingga Oktober 2025 sudah dalam perjalanan, dengan lebih dari 40 ribu unit koperasi yang sudah terbentuk saat ini.
Namun, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi bukan hanya terkait aspek kelembagaan semata, tetapi juga keselarasan komunikasi di tengah percepatan program. Afif menyoroti pentingnya menjelaskan dengan benar kepada publik bahwa program Koperasi Merah Putih bukanlah program hibah, melainkan ekosistem usaha kolektif berbasis kemandirian. Hal ini penting untuk menghindari kesalahpahaman publik yang dapat timbul akibat pesan yang kurang utuh di masyarakat. Menurutnya, Kementerian Koperasi menargetkan terbentuknya 80 titik percontohan koperasi Merah Putih dengan unit usaha mandatori.
Dadang Rahmat Hidayat, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, juga menyoroti pentingnya membangun komunikasi transformasional untuk mengubah persepsi negatif masyarakat terhadap koperasi. Sementara itu, Ketua IKA Fikom Unpad, Hendri Satrio, menekankan risiko komunikasi yang tidak terkoordinasi di tengah program-program besar pemerintah yang bersifat kerakyatan. Dia menyebut perlu adanya komunikasi yang proaktif dari pemerintah untuk mendukung kebijakan publik, seperti Koperasi Merah Putih.
Diskusi ini menjadi awal dari rangkaian kegiatan Forum Komunikasi Merah Putih, dimana para alumni Fikom Unpad akan terlibat dalam edukasi literasi koperasi, penguatan kapasitas komunikasi kelembagaan, serta perancangan narasi publik yang inklusif. Semua ini dilakukan untuk memastikan bahwa keberhasilan Koperasi Merah Putih bukan hanya menjadi keberhasilan pemerintah semata, tapi juga keberhasilan seluruh warga bangsa. Keterlibatan semua pihak dalam membangun komunikasi yang efektif dan terkoordinasi akan menjadi fondasi kuat bagi kesuksesan program Koperasi Merah Putih ke depan.