Studi terbaru dari National Cancer Institute mengungkap bahwa darah dan urine manusia dapat memberikan petunjuk penting mengenai tingkat konsumsi makanan olahan atau “junk food.” Makanan ultraolahan (UPF) telah menjadi kontributor utama kalori yang dikonsumsi oleh penduduk Amerika Serikat dan berbagai bahaya kesehatan telah terkait dengan konsumsi makanan ini.
Para peneliti melakukan analisis terhadap sampel darah dan urine dari 718 peserta dewasa berusia 50 – 74 tahun. Mereka menemukan hampir 200 metabolit dalam darah dan sekitar 300 metabolit dalam urine yang erat kaitannya dengan tingkat konsumsi makanan ultraolahan. Para peneliti mengembangkan metode “skor poli-metabolit” yang mampu memprediksi konsumsi UPF dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Selain itu, temuan menarik lainnya adalah bahwa konsumsi makanan ultraolahan juga memengaruhi kadar senyawa bermanfaat yang biasanya terdapat dalam sayuran. Hal ini menunjukkan dampak negatif dari UPF terhadap kesehatan. Para peneliti berpendapat bahwa temuan biomarker ini dapat mengubah pendekatan kita dalam mempelajari pola makan dan kesehatan manusia. Metode ini dapat memberikan informasi yang lebih akurat tanpa harus bergantung pada laporan mandiri yang rentan terhadap kesalahan atau bias. Jeratan masalah kesehatan yang disebabkan oleh konsumsi makanan ultraolahan menawarkan pemahaman mendalam tentang pentingnya makanan sehat dalam kehidupan manusia.