Kerja sama antara Korea Selatan dan Uni Eropa dalam memerangi aktivitas peretasan yang dilakukan oleh kelompok siber yang berafiliasi dengan Korea Utara semakin meningkat. Kelompok Lazarus, yang diduga mencuri aset kripto senilai USD 1,7 miliar dari dua bursa terkenal, WazirX dan Bybit, selama 2024 dan 2025, semakin aktif. Taktik peretasan mereka semakin canggih, mulai dari serangan phishing, penyebaran malware, hingga penggunaan identitas palsu untuk menyusup ke dalam perusahaan.
Sebelumnya, seorang peretas Korea Utara berusaha menyamar sebagai insinyur dan melamar pekerjaan di perusahaan kripto Kraken, namun upaya tersebut berhasil digagalkan oleh tim keamanan internal. Laporan dari Google juga menunjukkan bahwa peretas yang terkait dengan Korea Utara mulai memperluas sasaran mereka ke perusahaan blockchain di luar Amerika Serikat, termasuk di Inggris dan negara-negara Eropa lainnya, karena peningkatan pengawasan pemerintah terhadap aktivitas ilegal mereka.
Penting untuk dicatat bahwa setiap keputusan investasi berada di tangan pembaca. Sebaiknya dipelajari dan dianalisis sebelum membeli dan menjual kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul akibat keputusan investasi.