Friday, June 13, 2025

Destinasi Wisata Edukatif Hijau: Tebet Eco-Park ke Banyumas

Share

Di tengah upaya global untuk menghadapi krisis iklim, destinasi wisata tidak lagi hanya tentang pemandangan indah atau tempat-tempat untuk swafoto. Saat ini, tren terbaru menunjukkan bahwa tempat-tempat yang memberikan edukasi lingkungan serta praktik berkelanjutan semakin diminati, terutama oleh wisatawan urban yang mencari pengalaman yang berarti. Hal ini tercermin dalam acara Climate Resilience and Innovation Forum (CRIF) 2025, yang mempertimbangkan Tebet Eco-Park di Jakarta dan fasilitas transformasi pengelolaan sampah di Banyumas sebagai sorotan utama.

Forum yang diadakan oleh UCLG ASPAC bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan dukungan dari Uni Eropa bukan hanya menjadi tempat diskusi bagi ratusan peserta dari kota-kota Asia Pasifik dan Eropa, tetapi juga memperlihatkan praktik nyata ketahanan iklim yang didasarkan pada masyarakat. Selama dua hari, peserta CRIF 2025 diajak untuk mengunjungi dua lokasi penting yang bisa menjadi inspirasi untuk gaya hidup berkelanjutan dan destinasi wisata edukatif.

Tebet Eco-Park, taman publik yang populer di antara warga Jakarta, sekarang diakui secara luas sebagai contoh implementasi ruang hijau yang berfungsi ganda. Taman ini tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga lokasi edukasi dan mitigasi perubahan iklim. Sementara itu, Banyumas menawarkan contoh luar biasa dalam pengelolaan sampah berkelanjutan, di mana sampah dipandang sebagai peluang ekonomi dan sumber energi, bukan sebagai beban.

Melalui acara CRIF 2025, tidak hanya peserta forum yang mendapatkan edukasi, tetapi kunjungan langsung ke dua lokasi ini juga memberikan pesan yang kuat bahwa wisata berkelanjutan bukan hanya sebuah konsep utopis. Kota-kota di Indonesia telah mampu menciptakan ruang hijau dan pengelolaan lingkungan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga menarik bagi publik. Kunjungan ke Tebet Eco-Park dan Banyumas adalah pengingat bahwa gaya hidup ramah lingkungan bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti berkunjung ke taman kota atau memilah sampah di rumah. Dengan menggabungkan edukasi dan rekreasi, destinasi seperti ini mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan perannya dalam menghadapi perubahan iklim.

Source link

Baca Lainnya

Semua Berita