Polda Jawa Tengah (Jateng) tengah melakukan penyelidikan terhadap jaringan wartawan gadungan yang terdiri dari 175 orang di Pulau Jawa. Mereka melakukan pemerasan terhadap berbagai kalangan, termasuk publik figur dan anggota dewan. Direktur Reserse Kriminal Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio, menegaskan bahwa pihak kepolisian akan mencari pelaku utama yang memimpin jaringan wartawan gadungan tersebut.
Dengan anggota sebanyak 175 orang, jaringan wartawan gadungan tergolong besar dan melakukan operasi di seluruh Jawa. Dwi menekankan pentingnya bagi para korban untuk segera melapor kepada pihak kepolisian tanpa perlu khawatir, karena identitas mereka akan dirahasiakan. Korban dari jaringan wartawan gadungan tersebut berasal dari berbagai kalangan, dimana para pelaku memilih calon korbannya yang memiliki ekonomi yang mapan.
Para pelaku biasanya menindaklanjuti aksinya dengan mengintai korban ke tempat penginapan, dan mengancam untuk mempublikasikan aib korban jika tidak membayar tebusan. Hasil dari pemerasan tersebut kemudian dibagi bersama pelaku. Keempat tersangka yang ditangkap Polda Jateng memberikan informasi bahwa jaringan wartawan gadungan ini terbentuk sejak 2020 dan telah beroperasi di beberapa kota besar di Jawa, dengan anggota sebanyak 175 orang yang berasal dari berbagai daerah dan latar belakang.
