Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengambil keputusan untuk mencabut sanksi terhadap Suriah yang menuai beragam tanggapan dari berbagai pihak. Mantan diplomat dan duta besar Inggris untuk Suriah, Peter Ford, menilai keputusan Trump ini sebagai langkah untuk menunjukkan independensi AS dari Israel. Ford menegaskan bahwa keputusan tersebut seolah menunjukkan bahwa AS ingin melawan Israel, terutama dalam hal pembatasan Suriah sebagai satu-satunya negara Arab yang dapat menahan ambisi negara tersebut.
Ford juga menyoroti kedekatan Trump dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, sebagai bagian dari strategi politik yang dilakukan. Menurutnya, kebijakan AS terhadap Suriah dapat membuka peluang bagi negara tersebut menjadi “protektorat” AS, sehingga Israel harus mempertimbangkan ulang pendekatannya terhadap Suriah. Israel juga mungkin harus merelakan sebagian wilayah Suriah yang mereka klaim sebagai upaya untuk menjaga hubungan dengan AS.
Perkembangan ini mengindikasikan potensi pergeseran kekuatan dan hubungan di wilayah Timur Tengah, khususnya antara AS, Israel, dan Suriah. Melalui kebijakan-kebijakan seperti ini, Trump menunjukkan bahwa AS tidak terlalu tergantung pada kepentingan Israel, tetapi juga memperkuat hubungan dengan negara-negara Arab di kawasan tersebut. Semua pihak pun akan terus memantau perkembangan selanjutnya terkait keputusan ini.