Manajemen Arema FC mengekspresikan kekecewaan dan frustrasi mereka setelah insiden pelemparan batu terhadap bus tim Persik Kediri pada laga di Stadion Kanjuruhan, Malang. General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, merasa semua perjuangan klub selama tiga tahun terakhir untuk bisa kembali bermain di kandang sendiri seakan dihapuskan oleh insiden tersebut. Kekecewaan itu juga mencakup dukungan yang minim dari Aremania selama tiga tahun terakhir serta tingginya ekspektasi yang diterima tim saat kembali bermain di Malang setelah tragedi Kanjuruhan. Fitriandi juga menyoroti pihak keamanan terkait standarisasi pengamanan pertandingan, menekankan perlunya evaluasi.
Merespons insiden tersebut, manajemen Arema FC berpikir untuk tidak lagi bermain di Stadion Kanjuruhan dalam waktu dekat. Laga kandang perdana setelah tragedi berakhir dengan kekalahan telak 0-3 dari Persik Kediri dan insiden pelemparan batu semakin memperburuk situasi. Dengan pertimbangan tersebut, tim sedang mempertimbangkan masa depan mereka dalam sisa kompetisi Liga 1 musim ini.