Seorang siswa SMP Katolik Angelus Custos, Steven Sukha (15), tewas akibat tersengat listrik pada tanggal 28 Maret 2025. Peristiwa tragis ini memicu pihak sekolah untuk mengungkapkan rekaman CCTV yang menunjukkan kejadian tersebut. Dari rekaman CCTV, terlihat Steven memasuki sekolah melalui pagar asrama SMA Frateran karena gerbang depan SMP Katolik Angelus Custos ditutup karena libur Nyepi.
Bersama dengan empat temannya, Steven naik ke lantai 4 SMA Frateran di bagian Rooftop. Di sana, mereka berlatih di Gazebo sisi Asrama. Steven tampak berusaha melompati pagar pembatas dan tersengat listrik, dengan teman-temannya awalnya mengira itu hanya bercandaan. Setelah terjatuh, Steven dibawa ke RS Adi Husada Undaan, namun sayangnya telah meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit.
Pihak keluarga menolak otopsi terhadap jasad korban atas keyakinan agama Kong Hu Cu. Steven akhirnya dimakamkan pada 3 April 2025, dengan berbagai pihak termasuk sekolah hadir dalam prosesi pemakaman. Namun, keluarga korban kemudian menuntut sekolah atas kejadian tersebut, menuntut permintaan maaf dan mengaku bersalah.
Meskipun rekaman CCTV sudah diberikan kepada keluarga korban, namun permintaan maaf dari pihak sekolah masih ditolak. Hal ini memicu ketegangan antara kedua belah pihak, dengan IKA Frateran menerima informasi bahwa keluarga korban akan melaporkan sekolah ke polisi. Dalam upaya untuk menyelesaikan konflik, pihak sekolah berinisiatif menawarkan untuk bertemu, namun ditolak hingga akhirnya dijadwalkan pertemuan pada tanggal 13 Mei 2025.