Para menteri luar negeri Uni Eropa akan membahas permintaan untuk meninjau kembali pakta dagang dengan Israel yang dianggap melanggar hubungan perdagangan terkait dengan tindakan agresi dan blokade di Jalur Gaza. Blokade tersebut menyebabkan kelompok bantuan terkemuka harus menutup dapur umum komunitasnya karena pasokan bantuan kemanusiaan terhenti. Selain itu, Israel berencana untuk memperluas agresi di Gaza yang telah mengakibatkan korban jiwa dan kelaparan di wilayah tersebut.
Perjanjian dagang UE-Israel seharusnya didasarkan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia dan prinsip demokrasi, namun Israel dianggap telah melanggar kesepakatan tersebut. Negara-negara anggota UE merasa frustrasi karena tidak bisa menghentikan agresi Israel di Gaza. Pemerintah Belanda bahkan berencana untuk memblokir perjanjian tersebut dalam menunggu tinjauan UE.
Para menteri luar negeri Eropa berpendapat bahwa blokade terhadap akses bantuan dan intensifikasi upaya perang oleh Israel adalah hal yang sangat mengkhawatirkan. Meskipun Uni Eropa terbagi dalam menanggapi konflik Israel-Palestina, mereka berusaha menyuarakan keprihatinan terhadap situasi di Gaza. Meski upaya sebelumnya untuk menekan Israel tidak membuahkan hasil, tetapi mereka tetap berkomitmen untuk membahas isu ini pada pertemuan 20 Mei mendatang.
