Kabinet Israel telah menyetujui untuk melakukan pencaplokan Jalur Gaza tanpa batas waktu dengan suara bulat. Rencana baru ini bertujuan untuk membantu Israel mencapai tujuan perangnya dalam mengalahkan Hamas dan membebaskan sandera yang ditahan di Gaza. Namun, rencana tersebut juga akan mengakibatkan pengungsian paksa ratusan ribu warga Palestina ke selatan Gaza, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah berlangsung. Israel sebelumnya menarik diri dari Gaza pada tahun 2005 dan memberlakukan blokade bersama dengan Mesir. Maka, merebut kembali wilayah tersebut tidak hanya akan memperbesar ketidakpastian akan terbentuknya negara Palestina, tetapi juga dapat memberikan dampak negatif pada hubungan Israel dengan populasi lokal yang sudah tidak ramah dan menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Israel akan memerintah wilayah tersebut.
Muncul laporan yang mengungkapkan bahwa pemerintah Israel telah menyetujui rencana untuk menduduki seluruh Gaza, yang melibatkan perluasan operasi tempur di Jalur Gaza menuju kontrol penuh atas wilayah tersebut. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebutkan bahwa serangan di Gaza akan menjadi operasi militer intensif yang bertujuan untuk mengalahkan Hamas. Namun, detail sejauh mana wilayah tersebut akan direbut belum diungkapkan. Bahkan, rencana ini juga melibatkan pemindahan penduduk Gaza demi keamanan mereka sendiri, menurut keterangan Netanyahu dalam sebuah video yang diunggah. Anak-anak pasukan Israel tidak akan melakukan serangan dan segera mundur, melainkan akan tetap berada di Gaza tanpa batas waktu.
Pimpinan Hamas, Mahmoud al-Mardawi, menilai bahwa ancaman Israel untuk menduduki Gaza bertujuan untuk menghancurkan semangat rakyat Palestina. Namun, dia menyatakan bahwa upaya tersebut tidak akan berhasil dan Palestina tetap teguh dalam pendirian menolak penyelesaian apa pun yang tidak memenuhi tuntutan rakyat. Hamas menegaskan bahwa satu-satunya solusi yang dapat diterima adalah kesepakatan komprehensif yang melibatkan pembebasan sandera, gencatan senjata, dan penarikan pendudukan dari Jalur Gaza. Selain itu, proses rekonstruksi di Jalur Gaza telah dimulai setelah kehancuran akibat agresi Israel, serta pembebasan tahanan Palestina di penjara pendudukan.